SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Gizi buruk terhadap balita dan anak-anak bisa menyebabkan tumbuh kembang yang tidak sempurna. Hal ini terjadi pada 900 anak di Kota Palembang.
Akibat dari kekurangan gizi ini bisa menyebabkan anak mengalami Stunting. Dimana ditandai dengan tinggi badan yang di bawah rata-rata atau anak sangat pendek.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang dr Fenty Aprina mengatakan, angka stunting di Kota Palembang saat ini untuk prevalensi rata-rata sudah di bawah nasional dan provinsi.
“Dengan rata-rata 14,3 persen atau sekitar 900-an anak mengalami stunting di Kota Palembang,” katanya usai menerima bantuan secara simbolis di Sekretariat Pemuda Peduli Lingkungan (PPL) Kertapati, Senin (31/7/2023).
Sedangkan untuk di kelurahan Kertapati jumlah Balita yang stunting sekitar 30 anak. Dengan jumlah cukup tinggi ini, pihaknya menargetkan bisa turun di bawah 14 persen.
“Diharapkan semua balita stunting itu bisa keluar dari stunting-nya. Minimal kurang dari 30 anak keluar dari stunting,” katanya.
Salah satu upaya menurunkan angka stunting ini, pihaknya memberikan bantuan kecukupan gizi baik dari APBD maupun dari kerjasama dari Corpotare Social Responsibility (CSR) pihak ketiga.
CSR kali ini didapatkan dari PT PLN Indonesia Power UPDK Unit Layanan Pusat Listrik Keramasan yang diberikan kepada Puskesmas Kertapati.
“Bantuan CSR ini diberikan kepada Puskesmas Kertapati untuk ibu hamil yang mengalami anemia dan kurang gizi kronik dan anak-anak stunting sebesar Rp46 juta untuk satu tahun,” katanya. (Nda)
Editor : Edi