SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG-Provinsi Sumsel tidak akan melakukan impor beras, karena stok masih tersedia dan daerah ini merupakan penyuplai beras di Indonesia. Wakil Gubernur Sumsel, H Mawardi Yahya menilai Provinsi Sumsel tidak perlu melakukan impor beras.
“Kita tidak bisa mengomentari terlampau jauh. Jadi, mungkin pertimbangannya ada daerah yang kurang, tapi bagi Sumsel kita surplus. Indonesia bukan hanya Sumsel saja,” ujar Mawardi usai rapat kunjungan kerja Badan Legislasi DPR RI dalam Rangka Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan di Provinsi Sumsel di Auditorium Bina Praja, Senin (22/3/2021).
Mawardi pun berharap Sumsel bisa menjadi provinsi ketiga dengan hasil produksi padi secara nasional. “Harapannya bukan lima besar, tapi tiga besar seiring dengan perluasan lahan pertanian yang kita kelola,” jelasnya. Dengan adanya wacana pemerintah untuk mengoptimalkan lahan rawa untuk pertanian juga akan menambah produksi beras.
Saat ini yang menjadi fokus Pemerintah Provinsi Sumsel yakni rendahnya harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah produksi petani di masa panen raya. Dia menyebutkan, pada Jumat (19/3/2021) lalu Gubernur Sumsel, Herman Deru telah melayangkan surat ke Menteri Pertanian supaya harga gabah kembali stabil. Adapun harga gabah kering di Sumsel saat ini di kisaran Rp3500-3700 padahal menurut HPP Rp4.200.
“Saat panen raya harga agak turun ini jadi masalah. Harga di bawah HPP kita sedang berusaha. Mudah-mudahan dari kunjungan anggota legislasi bisa menerima masukan,” ujar Mawardi. (SH)