SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Hujan dan panas silih berganti menyambut datangnya musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) yang terjadi pada Mei 2023 dasarian kedua.
Sebagai salah satu provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel mengingatkan untuk waspada.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo, BMKG memprakirakan kemarau akan terjadi sampai Oktober 2023 mendatang. “SSehingga Sumsel harus siaga terutama di daerah yang memiliki lahan gambut,” katanya, Sabtu (6/5/2023).
Saat ini, secara umum wilayah Sumsel sedang berlangsung masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau. Sehingga tidak jarang terjadi panas yang sangat terik pada siang hari, lalu hujan lebat dengan angin dan petir pada malam harinya.
“Kami perkirakan musim kemarau di Sumsel akan berlangsung di Mei dasarian kedua, sampai dengan Juni dasarian ketiga dan berlangsung hingga Oktober 2023,” katanya.
BMKG juga memprakirakan puncak musim kemarau di Sumsel pada 2023 ini terjadi pada pada Juli hingga Agustus. Pada Juli, puncak musim kemarau terjadi di bagian barat Sumsel, yaitu Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Lahat.
Agustus di bagian tengah dan timur Sumsel, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, Ogan Komering.
Berdasarkan data yang dihimpun BMKG Sumsel, potensi El Nino akan terjadi pada semester kedua Tahun 2023. Semua pihak pemangku kepentingan berkaca dari tahun 2015 dan 2019 yang terjadinya El Nino, dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup signifikan di wilayah Sumsel yang menyebabkan asap dapat timbul hingga masuk ke Kota Palembang.
BMKG Sumsel juga telah mengimbau masyarakat dan terutama pemerintah daerah untuk siap siaga terhadap dampak El Nino. “Apabila benar-benar terjadi El Nino tersebut dampaknya itu akan cukup signifikan di wilayah timur Sumsel karena banyak memiliki lahan gambut,” katanya. (Nda)
Editor : Edi