SUMSELHEADLINE.COM, INDRALAYA — Para kader PKK diminta terus berkreasi, khususnya di bidang pembuatan kain jumputan dengan pewarna alami. Hal itu tak hanya untuk terus melestarikan kekayaan budaya Sumsel, tapi juga upaya mendorong pemulihan ekonomi bagi para perajin kain dan UMKM.
“Kita sama-sama belajar bagaimana proses pembuatan kain jumputan pewarna alami. Sebab kini permintaan kain khas dengan pewarna alami cukup tinggi. Saya ingin para Kader PKK bisa meningkatkan kapasitasnya dalam pelatihan ini, dan menularkan ilmunya kepada para kader PKK di wilayah masing-masing,” kata Febrita Lustia Deru, Ketua TP PKK Sumsel saat memberikan arahan pada pelatihan sandang pewarna alami di Galeri Warna Alam, Desa Ulak Bedil, Kabupaten Ogan Ilir, Senin (10/10) pagi.
Menurutnya, setiap daerah di Sumsel memiliki kain khas, yang apabila dilestarikan dan dikembangkan lagi secara kreatif dan inovatif akan meningkatkan pendapatan ekonomi, serta memperluas jangkauan pasar. “Kalaupun tidak mempunyai kain khas yang unik, ini juga tidak masalah. Tetap fokus pada kain yang ada saja. Beberapa daerah yang saya ketahui, seperti Prabumulih dengan pewarna alami dari serat nanas, Muba dengan pewarna alam Gambo Muba-nya, ini silahkan dilanjutkan. Manfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita,” ujar Feby.
Feby yang didampingi Wakil Ketua 1 TP PKK Sumsel Hj Fauziah MY, praktek langsung membuat kain jumputan dengan pewarna alami. Pelatihan sandang pewarna alami ini diampu narasumber Meki Okiyasari, yang adalah pemilik Galeri Warna Alam. Berbekal prestasi yang ditorehkannya, Meki membagikan ilmunya kepada para peserta pelatihan.
“Jangan pandang saya dengan embel-embel penghargaan yang saya dapat. Di sini kita sama-sama belajar. Dulu saya juga belajar dari nol seperti ibu dan bapak semua,” ucap Meki. Ia menjelaskan bahan pewarna alam yang digunakannya berasal dari tumbuhan secang, jengkol, mahoni, indigo, mangrove, dan kayu-kayuan. (fer)
editor : ferly