SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Aksi penolakan atas kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) rerus berlangsung sejak Senin (5/9/2022) lalu.
Pada Kamis suang hingga sore (8/9/2022) , giliran ribuan pendemo gabungan mahasiswa dan buruh menggelar aksi di DPRD Sumsel. Massa melakukan jalan kaki dari kawasan Pemprov Sumsel menuju DPRD Sumsel.
Massa melalui orator masing-masing, mengutuk kebijakan menaikkan harga BBM. “Pemerintah tak berpihak pada rakyat kecil, karena dampak kenaikan BBM membuat seluruh harga kebutuhan hidup naik,” ujar perwakilan mahasiswa.
Massa yang terhalang masuk DPRD karena dipasang brigade kawat berduri, yang di depannya barisan petugas kepolisian.
Awalnya aksi berjalan damain, namun massa kemudian membakar ban dan kertas. Aparat yang mencoba memadamkan api, mendapat halangan dari massa.
Namun tiba-tiba petugas menyemprotkan air ke kerumunan massa. Suasana pun mulai kacau dan panas. Massa membalas dengan melemparkan sejumlah botol minuman.
Kerumunan massa pun buyar, para pendemo menepi. Situasi pun kembali kondusif, setelah api dipadamkan.
Massa dan aparat bernegosiasi, karena massa menuntut pagar kawat berduri dibuka, sehingga bisa masuk ke halaman DPRD Sumsel.
Para buruh dan mahasiswa berorasi, terdengar kata-kata dari toa yang merupakan mobil komando “Mari kita serbu gedung DPRD Provinsi Sumsel,”
“Pemerintah menaikkan harga BBM semena-mena. Kita tidak setuju dengan kenaikan BBM itu,” tegas perwakilan massa, Erik dalam orasinya.