OLEH HENDRI ZAINUDDIN
DIRUT PT SOM DAN PRESIDEN SRIWIJAYA FC
Terima kasih atas masukan dan kritik para suporter, penggemar, dan masyarakat Sumatera Selatan pecinta Sriwijaya FC. Saya dengan ketulusan hati ingin sedikit berbagi cerita tentang Sriwijaya FC. Sekali lagi, saya hanya sampaikan sedikit saja.
Saya terlibat dalam pengelolaan Sriwijaya FC, diambilalih dari pengelola sebelumnya saat kondisi prestasi terpuruk, turun kasta ke liga 2 dan juga meninggalkan permasalahan finansial. Alhamdulillah kita berusaha keras, tapi belum berhasil untuk kembali ke liga 1. Apabila Sriwijaya FC terdegrasi ke liga 3, maka kita semua setuju dicap gagal.
Faktanya kita ngambilalih pengelolaan tim tahun 2018 dari liga 2 yang terpuruk, dengan total utang Rp 28 miliar, tunggakan gaji pemain waktu itu Rp 3 miliar. Total beban kita waktu itu 31 miliar. Jadi jelas kita mengabilalih Sriwijaya FC dari keterpurukan degradasi dan persoalan keuangan.
Pada saat itu untuk membebaskan finansial SFC agar bisa kembali tampil berkompetisi di Liga 2 2019, manajemen SFC, saya dan Asfan Fikri Sanap membantu mencarikan pinjaman sebesar Rp 3 miliar.
Kemudian dari sisi prestasi upaya manajemen dan tim Sriwijaya FC yang berusaha target untuk bisa kembali naik ke Liga 1 dinilai luar biasa maksimal.
Luar biasa kita masuk semi final. Kita kalah melawan Persita dan Persiraja. Artinya semangat untuk masuk Liga 1 itu luar biasa. Semua upaya dilakukan, tidak perlu saya beberkan upayanya secara gamblang. Yang jelas, saran dari suporter dan penggemar, sudah dilakukan semua. Menurut saya itu faktor takdir saja, yang membuat kita belum lolos ke liga 1.
Di tahun 2020 manajemen Sriwijaya FC sudah mempersiapkan tim bintang seperti striker naturalisasi Alberto “Beto” Goncalves. Di laga perdana SFC berhasil mengalahkan PSIM Yogyakarta dengan skor 1-0. Tahu-tahu kompetisi distop lantaran pandemi covid 19. Artinya tidak ada itu yang namanya kegagalan, baik itu dari sisi prestasi.
Kemudian lebih dari itu, masyarakat Sumatera Selatan, khususnya para penggemar dan suporter Sriwijaya FC bahwa kondisi keuangan klub pada tahun 2020 dan 2021 sangat sulit. Bayangkan saja kita defisit hingga Rp 6 miliar pada tahun 2020. Penyebabnya jelas, karena kompetisi dihentikan karena covid. Sehingga para sponsor batal menggelontorkan dananya.
Selanjutnya pada musim kompetisi 2021 lalu, kami bersyukur tim berjuluk Laskar Wong Kito ini cukup menonjol dari babak penyisihan, terkesan merupakan tim yang tak terkalahkan dan finish di babak delapan besar. Walaupun semua orang tahu ada banyak tim Sultan seperti Persis Solo, Dewa United, RANS, AHHA PS Pati. Akan tetapi Sriwijaya FC masih tetap berkiprah dan bersaing. Masyarakat dan penggemar silahkan menilai sendiri.
Menjelang musim kompetisi 2022 ini, saya mengikuti Kongres PSSI di Bandung barusan, menyimpulkan semua tim hampir 80 persen belum ada persiapan. Baru ngotak-ngatik. Karena semua tim trauma karena kompetisinya kapan dan bagaimana bentuknya belum tahu pasti.
Semuanya masih kabur, nantinya berapa wilayah. Nah itu sebetulnya sangat menentukan. Kesiapan kita sekarang masih menunggu pengelola klub ini. Apakah akan bekerjasama dengan pihak luar (investor/akuisisi), ataukah nanti pengurus ini akan dirombak. Kita lihat dalam minggu ini.
Sekali lagi saya berterima kasih kepada para penggemar yang memberikan masukan dan kritik. Kita kerja untuk Sriwijaya FC dengan keikhlasan dan kecintaan.
Terakhir mohon doanya, mudah-mudahan Sriwijaya FC dapat segera bangkit ke liga 1, sesuai dengan cita-cita kita bersama. Hasil akhir, Allah SWT yang menentukan.