SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Kota Palembang yang selesai dibangun 2018 itu nyatanya masih menyisakan utang yang sangat besar.
Tak hanya hutang dan bunga bank, pendapatan LRT tidak sanggup untuk menutupi biaya operasional, dimana untuk listriknya saja menghabiskan Rp 7 miliar per bulan.
Hal tersebut diungkapkan Dewan Pakar DPP Partai Gerindra yang juga Ketua Dewan Penasehat DPD Gerindra Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono, usai meninjau langsung jalan tol Palembang – Kayuagung, Rabu (10/5/2023).
Bambang Haryo mengatakan, pendapatan LRT Palembang Rp 15 miliar per tahun. Sedangkan biaya listrik listrik per tahun Rp 84 miliar atau Rp 7 miliar per bulan.
“Pendapatan Rp 15 miliar per tahun ini belum bisa menutupi biaya paling pokok yaitu listrik, hingga membayar SDM juga maintenance,” katanya.
Sejauh ini, sejak LRT beroperasi, pemerintah pusat memberikan subsidi besar-besaran agar moda transportasi terbaru di kota Pempek ini dapat beroperasional.
“APBN memberikan subsidi Rp 200 miliar pertahun, sumber dana ini tentunya berasal dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat Indonesia,” katanya.
Menurutnya, semestinya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki kemampuan untuk mengambil alih beban negara yang terus mendanai operasional LRT.
“Beban Rp 200 miliar pertahun ini mestinya ditanggung pemerintah daerah, agar lebih memiliki rasa tanggungjawab terhadap LRT,” katanya.
Tak hanya menanggung biaya operasional LRT, rakyat Indonesia juga menanggung beban hutang pembangunan LRT terhadap China Depelopment Bank sebanyak Rp 10,9 triliun.
Dimana diketahui, bunga bank dari pinjaman ini sebesar 4,7 persen atau sekitar Rp 470 miliar per tahun.
“Untuk bunganya saja Rp 470 miliar, belum hutang pokok, rakyat Indonesia menanggung beban operasional dan hutang pembangunan LRT,” katanya.
Bambang Haryo juga menyoroti soal batalnya perhelatan piala dunia U-20 di Kota Palembang.
Padahal jika pemerintah jeli, ini merupakan potensi untuk meningkatkan pendapatan dan kesadaran penggunaan transportasi umum khususnya LRT.
“Harusnya pemerintah mengevaluasi itu, dicari lagi event serupa agar transportasi lebih semarak lagi, diharapkan warga dalam negeri dan luar memanfaatkan dengan maksimal LRT ini,” katanya. (Nda)
Editor ; Edi