SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Pemerintah dan masyarakat masih harus terus waspada Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), terutama di wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) Sumsel mencatat ada enam Kecamatan di empat Kabupaten/Kota di Sumsel berpotensi mengalami kekeringan di musim kemarau ini.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis mengatakan berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian (dua pekan) ke depan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kecamatan di wilayah.
“Kabupaten Lahat diprediksi akan tidak turun hujan selama 21 hari hujan, Kecamatan Merapi Barat, Merapi Selatan dan Merapi Timur,” katanya, Rabu (13/9/2023).
Kemudian, Kabupaten Pali di prediksi 40 hari tanpa hujan, Kecamatan Panukal. Kabupaten OKI 60 hari tanpa hujan, Kecamatan Celikah. Kabupaten OKU Timur 47 hari tanpa hujan Kecamatan Buay Madang, Kecamatan. “Jadi empat wilayah itu Kabupaten OKI, PALI, Lahat dan OKU Timut,” kata Wandayantolis.
Kekeringan meteorologis biasanya antara lain, berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
“Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak dari kekeringan meteorologis,” katanya.
Menurutnya, BMKG Sumsel memprediksi musim hujan untuk wilayah Sumsel akan terjadi pada awal November.
“Oktober di prediksi di beberapa wilayah Sumsel sudah akan turun hujan meski secara intensitas belum normal,” katanya. Prakiraan hujan akhir Oktober dengan intensitas belum begitu sedang sampai lebat.
Musim kemarau tahun ini hampir sama dengan kondisi 2015 dan 2019 artinya perlu kita antisipasi el nino melemah. Kondisi udaranya cukup kering. “Prakiraan klimatologi bulan-bulan November mulai banyak turun hujan,” katanya. (Nda)