SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Kualitas udara yang memburuk sejak musim kemarau dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) menyebabkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat di Kota Palembang.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mencatat kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di kota Palembang mencapai 4.325 kasus. Kabid Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, ISPA dikeluhkan sejak kemarau hingga puncaknya sejak Minggu pertama di September.
“Kasus ISPA ini cukup tinggi saat udara di Palembang cukup buruk pada minggu pertama September,” katanya.
Pada minggu pertama Agustus sebanyak 2.203 kasus, minggu ke dua naik menjadi 2.387, lalu minggu ke tiga 2.428 kasus, minggu ke empat sebanyak 3.141 kasus, lalu minggu pertama di bulan September naiknya cukup signifikan menjadi 4.325 kasus.
Yudhi mengatakan, dengan meningkatnya kasus ISPA di Kota Palembang, Dinkes Palembang memaksimalkan 42 Puskesmas induk yang tersebar di wilayah Kota Palembang. Selain itu ditambah dengan 35 Rumah sakit untuk penangganan kasus ISPA.
“Yang banyak terkena ISPA yakni di atas usia 5 tahun. Namun, yang paling beresiko adalah usia balita, terutama bayi di bawah 1 tahun,” katanya. Untuk Kecamatan di Kota Palembang yang banyak terkena kasus ISPA di Kecamatan Sukarami, Kalidoni dan Jakabaring.
“Kami menghimbau kepada masyarakat Kota Palembang untuk menggunakan masker saat beraktifitas di luar rumah. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, perbanyak minum air putih hangat, jika sakit bertambah berat segera datang ke Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes),” katanya. (Nda)
Editor : Edi