SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Gulai atau gule merupakan masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah serta bercita rasa gurih yang menggugah selera. Tak heran jika masakan asal Sumatera ini digemari oleh seluruh kalangan di Nusantara.
Seperti saat bulan Ramadan ini, gulai sangat cocok dijadikan sebagai menu berbuka dan sahur. Owner dan Chef Dapoer Marsya, Gusmelia Testiana mengatakan, gulai ada berbagai macam jenis. Mulai dari gulai ayam, gulai ikan, kambing, sapi, jeroan, atau sayuran seperti nangka muda dan dan singkong.
“Tapi kali ini saya akan membuat gulai kepala ikan baung,” katanya. Alasan dipilihnya kepala ikan baung, dikarenakan ikan tersebut merupakan ikan asli dari wilayah Palembang, yakni Sungai Musi.
“Gulai kepala ikan baung itu khas Padang, tapi kalau ikan baungnya itu khas dari Palembang,” katanya.
Berikut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan gulai kepala ikan baung.
Bahan:
Kepala Ikan Baung
1 liter santan
Bawang Merah
Bawang Putih
Cabai Rawit
Jahe
Kunyit
Lengkuas
Kemiri
Bahan-bahan untuk taburan:
Asam Kandis
Serai
Lengkuas
Daun Salam
Daun Kemangi
Daun Kunyit
Tomat
Cabai Merah (boleh pakai boleh tidak)
Daun Ruku-ruku (jika tidak ada bisa diganti daun kemangi)
Cara membuat:
1. Haluskan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit dan bumbu lainnya.
2. Panaskan air sampai mendidih, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi. Kemudian, setelah bumbu matang masukkan santan dan kepala ikan.
3. Jika kepala ikan sudah setengah matang, tambahkan bumbu tabur seperti asam kandis, serai, irisan tomat, dan daun ruku-ruku.
4. Masak dan diamkan selama kurang lebih 30 menit sampai kepala ikan matang.
“Yang membedakan gulai kami dengan yang lain yakni adanya daun ruku-ruku, biasanya gulai itu dikasih asam belimbing yang rasanya lebih asam tapi kalau ini pakai asam kandis,” katanya.
Untuk harganya sendiri cukup terjangkau yakni Rp100 ribu dengan tambahan pelengkap seperti sayur, lalapan, dan juga sambal. “Di sini bukan hanya kepala baung saja yang kami masak tergantung jenis masakan apa saja yang dipesan orang. Intinya masakan Nusantara kami menyebutnya,” katanya. (Nda)
Editor : Edi