SUMSELHEADLINE.COM, SEKAYU –Warga Desa Ulakembacang dan Macang Sakti Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumsel, meminta pemerintah baik pusat maupun daerah, untuk serius membangun jalan antar desa mereka. Mengingat, jalan itu merupakan akses utama untuk keluar masuk desa dan nenuju desa lainnya.
Sudah puluhan tahun warga merasa terisolir, karena akses jalan tanah yang berlumpur, sehingga sulit untuk dilalui. Bila akses jalan itu terputus, warga harus melalui transportasi air alias getek lewat Sungai Rawas, yang membutukkan waktu tempu 2-3 jam. Sementara bila menggunakan spedboad (sekoci), butuh biaya jauh lebih mahal.
“Kami ni merasa terisolir, sulit mau keluar desa. Sehingga hasil pertanian dan perikanan warga pun tak bisa dijual ke luar desa,” ujar Hasan, warga Desa Ulakemacang.
Sementara Arnesi, warga asal Desa Ulakembacang dan kini menetap di Palembang, mengaku akibat jalan yang sangat sulit dilalui, warga yang kini menetap di Palembang, Linggau, dan Sekayu, sangat jarang berkunjung dan bersilaturahmi ke sana.
Dia meminta pemerintah serius lagi memberikan perhatiannya. Apalagi di kawasan Desa Macang Sakti merupakan pusat produksi gas bumi, yang hasilnya diekspor ke Singapura dan juga untuk kebutuhan di Pulau Jawa.
“Rasanya sangat naif jalan desa tersebut hingga kini tak mendapat perhatian. Padahal setiap mau Pilkada, Pilek, dan pemilu, para calon berlomba menebar janji pada rakyat. Apalagi infonya, setiap tahun puluhan triliun uang masuk kas negara dan juga kas pemda Kabupaten Muba dan Pemprov Sumsel,” ujarnya.
Dia mengakui bahwa sebagian jalur jalan itu di atas rawa-rawa. Sementara panjang jalan tak lebih dari 20 km.
“Namun kalau pemerintah mau, rawa bukanlah persoalan. Buktinya jalan tol di OKI dan Ogan Ilir juga rawa yang dalam,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi guru di sebuah Ponpes.
Jalan yang rusak berat juga jalur dari Desa Mangun Jaya ke Macang Sakti. Hampir seluruh aspal jalan sudah hancur. Padahal, di sana wara wira kendaraan perusahaan gas lewat.