SUMSELHEADLINE.COM, PANGKALAN BALAI —Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Tak hanya mensuplai untuk kebutuhan dalam negeri, bahkan juga mengekspor ke manca negara.
Karena itu pula, Pemkab Banyuasin menginginkan potensi perkebunan ini terus dimaksimalkan untul kesejahteraa masyarakat setempat. Salah satu potensi bagian dari kelapa adalah sabutnya.
Kini produksi sabut kelapa Banyuasin segera masuk pasar Eropa. Konon serabut ini nantinya digunakan untuk bahan baku kursi atau jok mobil dan mobeller lainnya.
Sementara ini sedikitnya 20 ton sabut kelapa diekspor dari Banyuasin ke sejumlah negara di Asia, terutama Tiongkok dan India. Produknya dalam bentuk setengah jadi.
Sebelumya memang warga sering membuang sabut kelapa. Namun, dengan adanya inovasi dan pembangunan pabrik pengolahan sabut kelapa, masyarakat tidak lagi membuang sabut kelapa. Mereka mengumpulkan sabut kelapa yang akan dikirimkan ke pabrik agar bisa di olah lagi.
Sabut kelapa yang sudah diolah setengah jadi, bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sabut kelapa yang berasal dari masyarakat di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, di olah menjadi bahan setengah jadi.
Pengelola pabrik, Yudha menuturkan, mereka sengaja memilih untuk mengolah sabut kelapa yang dibuang petani sebagai limpah karena memiliki nilai yang ekonomis di pasar internasional.
“Untuk pekerja, saya ambil dari warga sekitar. Pekerja sekarang sebanyak 50 orang,” katanya kepada wartawan beberapa hari lalu, seperti dikutif dari tribunsumsel.com.
Lanjut Yudha, dalam sehari mereka bisa mengirim 20 ton sabut kelapa setengah jadi yang akan di ekspor keluar negeri. Pangsa pasar yang saat ini, sabut kelapa dikirim ke Tiongkok, India dan sejumlah wilayah Asia.
“Saat ini, kami sedang merambah Pasar Eropa. Bila sudah berjalan di pasar Eropa, maka lebih bagus lagi,” katanya.
Bupati Banyuasin H Askolani Jasi menjelaskan, langkah yang dilakukan ini menjadi solusi karena sabut kelapa selaku menjadi kendala yang sulit dimanfaatkan.
“Sabut kelapa yang semula menjadi sampah, bisa diolah menjadi nilai ekonomis. Bahkan, sampai di ekspor keluar negeri. Inilah solusi yang diberikan, sehingga tidak lagi menjadi sampah,” ujarnya.
Selain itu, untuk mengakomodasi sabut kelapa yang banyak di Kecamatan Tanjung Lago, Pemkab Banyuasin dalam waktu dekat akan mengoperasikan satu lagi pabrik pengolahan sabut kelapa.