SUMSELHEADLINE.COM, LUBUKLINGGAU–Kesal jalan tak kunjung diperbaiki, warga Kelurahan Cereme Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau, melakukan aksi protes.
Uniknya aksi protes dilakukan dengan memasang spanduk berukuran sekitar 1×5 meter, berisi kalimat sindiran bertuliskan huruf kapital.
“SELAMAT DATANG BAPAK WALIKOTA BESERTA MUSPIDA KOTA LUBUKLINGGAU DI JALAN CEREME DALAM TERTINGGAL, KECAMATAN KARANG JAYA, KABUPATEN REJANG LEBONG, PROVINSI JAMBI”, demikian kalimat yang tertulis dalam spanduk lengkap dengan gambar Walikota dan Wakil Walikota Lubuklinggau.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan di lapangan, spanduk tersebut dipasang warga Rabu (6/4) dini hari.
Spanduk yang dipasang tidak hanya satu. Namun spanduk dengan ukuran dan isi yang sama dipasang di tiga titik. Dua diantaranya dipasang di jalan lingkungan RT 07, dan satu lainnya di pasang di perbatasan RT 05 dan RT 10, Kelurahan Ceremeh Taba.
Namun spanduk yang dipasang warga ini tidak bertahan lama. Karena informasi pemasangan spanduk tersebut dengan cepat menyebar dan sampai ke pihak pemerintah setempat.
Sehingga pagi itu juga pihak kecamatan, kelurahan dan bhabinkamtibmas langsung turun ke lapangan melepas spanduk tersebut.
Seorang warga, Jajat Sani, mengatakan spanduk tersebut mereka pasang sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah Kota Lubuklinggau, terkait adanya pemberitaan Kelurahan Cereme Taba termiskin se-Indonesia.
“Kita baca di koran menyebutkan Kelurahan Cereme Taba termiskin se-Indonesia, padahal kenyataannya mungkin kita ini paling maju se- Kota Linggau,” ungkapnya, Rabu (6/4).
Hanya saja diakuinya, infraktuktur jalan di Ceremeh Taba masih menjadi persoalan. Karena itu dengan isu moment predikat termiskin di Indonesia, warga melakukan protes.
“Sekalian saja kita protes jalan rusak yang tidak tersentuh perbaikan,” ujarnya.
Dijelaskan Jajat, ada banyak jalan lingkungan yang rusak. Namun 10 tahun lebih tidak pernah diperbaiki bahkan ada jalan yang nyaris putus. “Kalau ngukur jalan sudah sering, hampir setiap tahun. Namun sudah diukur bahkan di cat (pasang tanda) namun kemudian tidak jadi diperbaiki, anggarannya dialihkan ke tempat lain,” terangnya.
Mengenai kalimat yang tertulis di spanduk, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Rejang Lebong, itu hanyalah sindirian bahwa jalan di Karang Jaya (Muratara) saja sudah mulus. Namun jalan lingkungan di Ceremeh Taba tak kunjung diperbaiki.
“Jadi kami ini tinggal di kota tapi seolah-olah tidak diakui,” tegasnya.
Terpisah Camat Lubuklinggau Timur II, Aris Garnida Husein, menyampaikan telah mendengar keluhan warga, warga memasang spanduk tersebut sebagai bentuk protes jalan rusak.
“Masalah jalan, sebenarnya jalan itu sudah di cek pak wali langsung, di upayakan bisa terealisasikan tahun ini,” ungkapnya.
Namun, menurutnya setiap usulan itu tidak serta-merta langsung di terima karena pembangunan jalan ini membutuhkan anggaran yang sangat besar.
“Butuh proses tidak sekarang langsung dibangun langsung jadi tidak, proses ada tahapan-tahapannya, kalau masalah lelang yang tau DPUPR,” pungkasnya.