Mandi Bongen dari Tradisi Menjadi Destinasi

SUMSELHEADLINE.COM, SEKAYU — Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terbentang Sungai Musi, yang cukup panjang hingga perbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas. Keberadaan salah satu sungai terpanjang di Indonesia itu, tentu membawah berkah bagi warga daerah ini.

Selain jalur transportasi air dan kebutuhan mandi, minum, dan cuci, Sungai Musi juga menjadi sumber penghidupan warga, terutama dalam mencari ikan dan mengangkut hasil pertanian ke dari ladang ke pasar atau kota.

Tak hanya itu, di musim kemarau sungai ini menjadi destinasi wisata, dimana air surut, sehingga bibir sungai muncul pasair (bongen) yang membentang sepanjang bibir sungai yang landai. Kondisi ini menjadi tempat warga bersantai dan mandi serta berenang di sungai, yang oleh warga setempat di sebut mandi bongen.

Fenomena pantai tahunan ini didapat di setiap desa, tak terkecuali di Kota Sekayu, ibukota Kabupaten Muba. Sehingga mandi bongen ini menjadi tradisi tahunan warga setempat.

Salah satu lokasi favorit yang menjadi tempat warga menikmati bongen adalah Waterfront City, persis berada di belakang rumah dinas Wakil Bupati Musi Banyuasin.

Tulisan lainnya :   Pecah Telur, Leo/Bagas Bungkam Andalan Korea

Potensi wisata bongen juga telah menarik Pemkab Muba, untuk mengembangkan potensi tersebut. Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Muba pun mengadakan Festival Bongen Pantai Sekayu setiap tahun, untuk mengembangkan pariwisata tersebut.

Memasuki awal Agustus 2025 ini, debit air aliran Sungai Musi semakin surut dan menciptakan hamparan pasir di tepian sungai, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat.

Meski jauh dari laut, namun warga Sekayu memiliki ‘Pantai Bongen’, yakni bagian dangkal Sungai Musi yang surut dan meninggalkan pasir. Bongen adalah istilah lokal untuk menyebut pasir yang muncul di dasar sungai ketika air susut, antara Agustus hingga September di Sekayu, Muba.

Menyusutnya air sungai sangat ditunggu oleh masyarakat karena menjadi fenomena yang unik dan indah. Bahkan dari Water Front Sekayu, warga ramai-ramai menikmati sunset di atas pasir dipadu dengan keindahan sungai Musi.

Pantai Bongen Sekayu pun selalu ramai didatangi warga setiap sorenya. Tak sedikit warga mandi di sungai yang sudah dangkal. Tradisi ini dikenal dengan istilah mandi bongen, artinya mandi dengan pasir. Maka dari sini dikenal kebudayaan Mandi Bongen yang menjadi kebudayaan mandi dengan pasir masyarakat pesisir Sungai Musi Kota Sekayu di waktu sungai dangkal.

Tulisan lainnya :   Jalan Penghubung di Lalan, Bangkitkan Ekonomi Warga

Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga (Dispopar) Muba, M Fariz mengatakan, setiap tahun pihaknya selalu mengadakan Festival Bongen Pantai Sekayu. Biasanya kegiatan diisi dengan festival musik, seni budaya, olahraga, dan kuliner.

“Diharapkan pariwisata daerah ini semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Maka itu kita selalu menggelar event Festival Bongen setiap Agustus,” kata M Faris yang belum lama ini telah menyelesaikan gelar Doctoral tersebut.

Selain itu pemerintah daerah juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta budaya lokal dalam mengembangkan potensi pariwisata.

“Bagi para wisatawan yang ingin merasakan keindahan langka Pantai Bongen, agar dapat tetap menjaga kelestarian lingkungan. Silakan menikmati fenomena alam yang hanya ada di Sekayu ini, biasanya terjadi pada Agustus sampai September,” tutupnya. (ray/*)

Editor: Ferly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *