Hadapi Krisis Pangan, Sumsel Petakan Lahan Pertanian

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Lahan pertanian di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) yang banyak dialihfungsikan, menjadi dampak buruk terhadap kebutuhan pangan masyarakat Sumsel.

Padahal wilayah Sumsel ditarget menjadi daerah lumbung pangan. Namun kini dihadapkan dengan ancaman dan krisis lahan pertanian. Sementara Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan bagian dari delapan agenda pembangunan nasional (Asta Cita).

Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel Edward Candra mengatakan, persoalan lahan pertanian yang berkurang ini mengancam terjadinya krisis pangan. “Pemerintah memiliki tantangan dalam pengelolaan kembali penyusutan lahan pertanian termasuk di wilayah Sumsel,” katanya.

Menghadapi kondisi ini, mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melakukan langkah awal dengan berkolaborasi bersama Bank Indonesia (BI) dalam pemetaan lahan pertanian.

Tulisan lainnya :   Lantunan Sholawat Penggema di Babat Supat, Ternyata Ada Ini

“Sumsel memiliki agenda besar Swasembada Pangan melalui berbagai program strategis seperti Optimasi Lahan Rawa (Oplah), Cetak Sawah Mandiri, dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP),” jelasnya.

Menurut Edward, dari pelaksanaan agenda di atas pemprov berharap produksi padi di Sumsel pun meningkat dan program itu mampu memperkuat peran rumah tangga dan kelompok tani sebagai produsen pangan yang mandiri dan tangguh.

“Potensi Sumsel sangat besar, tetapi realitas di lapangan menunjukkan bahwa lahan pertanian produktif terus mengalami tekanan alih fungsi,” ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono mengatakan, kondisi lahan pangan yang menyusut juga karena adanya tantangan iklim dan pertumbuhan penduduk yang kian banyak sehingga menambah beban di sektor pertanian.

Tulisan lainnya :   Herman Deru Resmikan Tiga Jembatan yang Sudah Lama Didambakan Warga OKU 

“Pemerintah perlu menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi dan efisiensi sistem distribusi pangan. Saat ini BI dam pemprov memberi kontribusi strategis dalam peta pangan nasional,” jelasnya.

Bambang menyebut, pad 2024 Sumsel tercatat berada di posisi kelima sebagai produsen padi terbesar di Indonesia. Kondisi ini lanjutnya, diharapkan bisa jadi penguat keberlanjutan pangan yang harus dijaga dan dikembangkan kontinuitas.

“BI komitmen memperkuat program-program pangan melalui pemberdayaan pelaku usaha termasuk mendukung GSMP dalam mendorong ketahanan pangan lokal,” katanya. (Nda)

Editor: Edi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *