SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Persoalan tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menjadi PR pemerintah setempat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel).
Meskipun berdasarkan data BPS Agustus ini secara umum tercatat ada penurunan angka kemiskinan dari awalnya Maret 2023 sebanyak 1,045 juta (11,78 persen) menjadi 984,24 ribu (10,97 persen) di Maret 2024.
“Angka kemiskinan Sumsel turun 0,81 persen atau sebanyak 61,44 ribu orang. Meskipun masih ada PR untuk kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi yaitu Muratara,” kata Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi.
Dari tahun ke tahun, garis kemiskinan Muratara selalu mengalami peningkatan. Selama lima tahun dari tahun 2019 ke 2023 terjadi peningkatan sebesar Rp 133.491 atau rata-rata peningkatan per tahun Rp 26.698.
Menurutnya, penyebab utama Muratara jadi kabupaten tertinggi warga miskin, karena tata letak wilayah tersebut tak strategis dalam pengembangan infrastruktur untuk akses perlintasan ekonomi daerah.
“Pembangunan belum merata ini alamiah, posisi geografi daerah berbeda-beda dan alur akses transportasi tidak strategi di Muratara tidak masuk lintas perekonomian tengah dan timur,” jelas Elen.
Kondisi ini mendorong Pemprov Sumsel membangun strategi percepatan menekan angka kemiskinan dengan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem seperti meratakan tingkat penghidupan masyarakat di Muratara.
“Kita kerjasama ‘kroyokan’ mencari solusi agar Muratara bisa turun angka kemiskinannya dengan menyoroti tingkat penghidupan warga di sana,” ujarnya.
Secara nasional tingkat kemiskinan Sumsel berada pada peringkat keenam tertinggi untuk seluruh provinsi di Indonesia. Indikasi kemiskinan daerah dinilai berdasarkan beberapa kategori seperti garis kemiskinan makanan (GKM).
Sumsel pada Juli 2024 tercatat menyumbang nilai GKM terbesar di angka 74,57 persen dengan dua faktor peningkatan GKM dari kenaikan harga komoditas beras serta peningkatan daya beli rokok.
“Saat ini program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim di Sumsel dengan menurunkan beban pengeluaran dari jaminan sosial serta peningkatan ketersediaan bahan pangan,” jelasnya.
Langkah percepatan pengentasan kemiskinan paling sederhana yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah menjaga stabilitas harga komoditas, sehingga daya beli masyarakat positif dan tren konsumsi terjaga, terutama pada kelompok makanan.
Kemudian disokong dengan peningkatan pendapatan dan pengembangan potensi, akses modal, akses informasi pasar serta mengurangi kantong kemiskinan seperti meningkatkan akses sanitasi layak, rumah layak huni dan air minum layak. “Saya yakin dari program yang dilakukan, koordinasi dengan seluruh elemen bisa mendorong percepatan kemiskinan ini,” jelasnya. (Nda)
Editor: Edi