SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) setiap 17 Agustus menjadi berkah bagi para pedagang bendera merah putih di Kota Palembang.
Meski di tengah panas terik matahari di bulan Agustus, tak menyurutkan tekad kuat Asmawati (66) mencari nafkah dengan berjualan bendera merah putih dan umbul-umbul.
Hanya berlindung di balik pepohonan yang daunnya mulai berguguran di depan kantor DPRD Sumatera Selatan (Sumsel), perempuan sepuh ini berharap para pengendara berhenti dan membeli dagangannya.
Kata Asmawati, tahun ini penjualan bendera terbilang sepi. Meski tak sesepi saat Covid melanda. Tapi ini tak menyurutkan niatnya. “Sepi nak, apalagi tahun lalu, tapi ya meskipun sepi lumayan untuk makan cucu di rumah,” ucap warga Tangga Buntung ini.
Sudah puluhan tahun Asmawati menjual bendera di sekitar kantor DPRD Sumsel. Setiap momen 17-an dia jualan bendera yang didapatkan dari pengrajin bendera Palembang dan Pulau Jawa.
“Harganya mulai dari Rp5 ribu – Rp200 ribu untuk ukuran 10 meter, jualan sudah puluhan tahun sampai pernah ditangkap Pol PP tidak boleh jualan,” katanya.
Bendera yang dibawanya tidak selalu habis terjual. Selalu ada sisa baik yang ukuran besar atau pun kecil. Karena sudah pengalaman jualan bendera, Asmawati punya trik tersendiri.
“Supaya bendera yang tersisa tetap awet, bagus dan bisa dijual di tahun berikutnya, cuci bersih, setrika, lalu bungkus dengan plastik, lapisi dengan koran dan simpan di tempat yang tidak terkena asap dan tidak lembab,” jelasnya.
Asmawati berjualan bendera hanya sampai setelah momen 17-an selesai. Bendera yang terjual bisa sampai belasan kodi. “Kalau lagi ramai sampai puluhan kodi,” katanya.
Sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, Asmawati berjualan mie ayam, Siomay di Kambang Iwak (KI). Meskipun sering kucing-kucingan dengan Satpol PP karena dilarang berjualan di kawasan tersebut.
“Ya saya dilarang jualan, pernah juga disita gerobak, tapi tetap jualan. Ya kadang jualan yang lain juga, kerja apa saja lah, yang penting halal,” katanya. (Nda)
Editor: Edi