SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Seorang bocah SMP di Palembang yang merupakan anak seorang pemulung diduga menjadi korban malapraktik, setelah diberi enam macam obat oleh oknum bidan, hingga menyebabkan mata boca tersebut nyaris lepas.
Dugaan malapraktik itu dialami siswi SMP berinisial BE (13), setelah mengalami demam dan mendatangi oknum bidan di wilayah Kecamatan Sukarami Palembang. Korban BE dan ibunya NS, warga Sukakarya, Kecamatan Sukarami Palembang, juga sudah melaporkan kasus dugaan malapraktik tersebut ke SPKT Polda Sumsel belum lama ini.
Laporan dugaan malapraktik ke Polda Sumsel setelah korban mengalami pembengkakan pada kedua bola matanya hingga nyaris terlepas. Selain itu seluruh tubuh korban juga mengalami ruam merah hingga melepuh.
Kepada awak media, ibu korban menjelaskan awal mula anaknya pada Selasa (2/7/2024) mengalami demam dan mual muntah. Karena khawatir dengan kondisi anaknya, si ibu membawanya ke bidan yang tak jauh dari rumahnya.
“Anak saya cuma diperiksa di bagian dada dan perut. Ditemukan biang keringat. Setelah diperiksa, anak saya dikasih enam jenis obat untuk dimakan tiga kali sehari,” ujar NS, ibu korban.
Saat pulang ke rumah, enam obat macam yang diberi oleh bidan tadi langsung dimakan korban. Namun, pada besok pagi, korban mengalami ruam merah melepuh pada sekujur tubuhnya dan mata bengkak tidak bisa dikedipkan.
“Saat itu kami pikir itu hanya reaksi obat setelah makan 6 macam obat itu. Tapi setahu saya anak saya itu tidak ada alergi obat,” bebernya. Setelah dua hari, kondisi korban semakin bertambah parah dan pada Jumat (5/7/2024) berobat kembali ke tempat Bidan.
“Kami menanyakan kondisi ruam dan mata anak saya yang membengkak. Bidan tadi menjelaskan kalau kondisi seperti lumrah dan mencontohkan pasien lain dan sudah pulih kembali,” cerita ibu korban lagi.
Ibu korban kemudian memutuskan untuk membawanya ke Myria Hospital Palembang pada Minggu 7 Juli 2024, korban langsung ditangani oleh dokter spesialis kulit dan dokter anak dan menjalani rawat inap selama tujuh hari.
“Hasilnya juga tidak membaik dan anak saya dibawa pulang ke rumah, lalu kami melaporkan kejadian ini ke Dinas PPA Kota Palembang dan Provinsi Sumsel,” imbuhnya.
Ditambahkan NS, Dinas PPA Kita Palembang menemani keluarganya untuk melaporkan ke SPKT Polda Sumsel dan langsung ditangani penyidik. “Lalu anak saya mendapatkan tindakan operasi di RSUP Moh Hoesin Palembang. Hasil operasi matanya itu ditempel daging paha biar tidak lepas,” tambah ibu korban.
Hingga saat ini, korban juga belum mendapatkan donor kornea matanya yang ternyata mengalami kerusakan.” Kami berharap anak saya ini dapat melihat lagi, karena kami bukan orang mampu. Kepada pihak kepolisian juga dapat segera bertindak dan memeriksa oknum bidan yang sudah dilaporkan,” pungkasnya. (Ela)
Editor: Edi