SUMSELHEADLINE.COM, LUBUKLINGGAU — Dalam sepekan terakhir, sejumlah warga Kota Lubuklinggau membicarakan tentang menghilangnya dari pandangan Bukit Sulap, sebagai icon kota tersebut.
Ya, hilangnya bukit tersebut terutama di pagi hari, lantaran tebalnya embun. Udara yang sejuk ini memberi berkah tersendiri warga, apalagi warga yang mudik ke Kota Lubuklinggau.
Padahal, sebelumnya polusi udara dari asap kendaraan setiap harinya sudah menghiasi Kota Lubuklinggau sama seperti kota-kota lainnya. Namun kawasan Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Bukit Sulap, yang menjadi penyumbang oksigen terbesar untuk wilayah Kota Lubuklinggau dan daerah sekitarnya, menjadi keberuntungan tersendiri bagi warganya.
Meski polusi udara tinggi, namun oksigen yang dilepas Bukit Sulap membantu warga untuk bisa tetap menghirup udara sehat, terutama di pagi hari, terlebih usai hujan di malam atau subuh dini hari.
“Mama lihat banyak embun, tapi Bukit Sulapnya ke mana kok hilang,” ujar seorang bocah. Dengan cuaca seperti ini, Kota Lubuklinggau menjadi salah satu kota idaman bagi warga yang berada di wilayah perkotaan padat penduduk, yang biasa bercengkrama dengan polusi udara dan asap kendaraan. (rya)
Editor: edi