PENULIS : ACHMAD KURNIAWAN dan PROF HJ ISNAWIJAYANI, MSi, PhD
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi UBD Palembang dan Direktur Pascasarjana UBD Palembang
KINI viral di berbagai platform media sosial, terutama di Instagram dan TikTok dan Instagram Bahasa gaul `Cuaks` atau `Chuaks`. Ramai-ramai remaja mengekspresikan protesnya dengan akhiran ucapan `Cuaks`.
Bisa dikatakan jika `Cuaks` adalah bahasa gaul memiliki arti yang buruk atau negatif terhadap suatu gagasan. ‘Cuaks’ adalah bahasa gaul dengan arti negatif terhadap gagasan yang viral di Media Soisal TikTok dan Instagram, contohnya Seperti yang viral di akun Instagram milik @sastra.silalahii dan @kikysaputrii yang menyampaikan sindirian terhadap artis yang terjun masuk di politik dan menjadi pejabat.
“Banyak artis jadi pejabat penting cocok sih jadi pejabatkan emang harus jago akting, cuaks”
“Dulu akting di depan tv sekarang akting di depan rakyat, cuaks”
“Yang kita butuhkan itu caleg yang otaknya ngak mentok bukan yang jago joget di TikTok , cuaks”
“Ya pemilu sih emang pesta demokrasi pantesan calegnya dari artis dan musisi, cuaks”
Gimana mau di pandang main band aja ketendang, cuaks.
Sampai saat ini postingan tersebut telah ditonton 428 rb kali pengguna Instagram dan disukai oleh lebih dari ribuan pengguna Media Sosial Instagram.
Arti dan awal mula Bahasa gaul ‘Cuaks’
Sebelumnya Tretan Muslim dan Coki Pardede yang memperkenalkan kata-kata “Cuaks”. Stand Up Comedy tersebut menggunakan kata tersebut dalam konten yang mereka bagikan.
Saat ini “Cuaks” diucapkan layaknya Bahasa gaul kalangan anak muda. Berdasarkan riset yang diterbitkan oleh Kemendikbud Bahasa gaul adalah salah satu cabang dari bahasa Indonesia yang diucapkan dalam Bahasa pergaulan sehari-hari.
Bahasa gaul mulai popular pada tahun 1980an sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri.
Alasan muncul kata ‘Cuaks’
Lantas mengapa orang-orang di Indonesia senang menciptakan Bahasa gaul? Berdasarkan hasil riset databoks Kata Data Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah Bahasa terbanyak.
Negara Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah 720 bahasa, sementara posisi teratas ditempati Papua Nugini yakni 840 bahasa. Bisa jadi munculnya kosakata khas, fonem, dan diftong dalam Bahasa gaul lantaran beragamnya Bahasa yang digunakan di Indonesia. Lantas kamu sudah pakai kata “Cuaks” belum Comms?
Untuk meminimalisasi dampak negatif penggunaan Gaul dalam situasi tersebut, maka pembinaan dan pemupukan telah diwajibkan sejak awal bagi generasi Z, khususnya kalangan Mahasiswa sebagai agen perubahan.
Akibat mudahnya orang berkomunikasi dalam bahasa Gaul dan fakta bahwa hanya orang yang berbicara bahasa itu yang mengetahui seninya, situasi ini mencegah devolusi bahasa Indonesia (Atlas, Alwi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan pertumbuhan bahasa Indonesia yang pada akhirnya akan terancam oleh kedatangan bahasa gaul di masa mendatang.
Hal ini dapat diubah dengan meningkatkan jumlah orang yang termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya di kalangan generasi Z, yang akan menjadi penggerak perubahan di masa depan.
Sebagai seorang pengguna media sosial yang memiliki kekuatan, potensi, dan tanggung jawab, saya dapat mendorong orang-orang untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dianggap sebagai kekuatan positif untuk kebaikan dan sumber kebanggaan sehingga orang yang menggunakan bahasa tersebut akan terus melakukannya.
Diharapkan senagai generasi muda dapat mengurangi dampak negatif penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari dan membantu memajukan perkembangan bahasa Indonesia yang benar dan akurat.
Sebagai pemimpin yang kuat dan berpengaruh memiliki tanggung jawab saya untuk memastikan hal ini terjadi. Untuk itu, para generasi muda harus terus mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan versi bahasa yang kuat dan jelas, serta meminimalkan penggunaan bahasa gaul di luar situasi khusus dan untuk komunikasi sehari-hari. ( Mahasiswa pasca sarjana ilmu konunikasi UBD Palembang)