SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Sejak dua hari terakhir viral sebua vide rekaman CCTV yang berisi aksi penganiayaan yang diduga dilakukan oknumj perewira TNI di Palembang, Lektol ZK.
Tri Sopan Diono (40), ayah dari korban penganiayana, menceritakan kronologi kejadian menimpa putranya MN. Bahwa jika penganiayaan tersebut terjadi saat waktu magrib di kawasan Mushola tempat tinggalnya. Awalnya terjadi perselisihan antar anaknya (korban) dan anak pelaku.
Setelah kejadian itu, anak pelaku langsung pulang dan mengadukan ayahnya Letkol ZK. Dari aduan sang anaklah, lantas pelaku langsung mendatangi mushola tempat korban berada. Dugaan cekcok atau perselisihan antar anak inilah yang memunculkan aksi arogan dari pelaku Letkol ZK.
Dari penuturan ayah korban, pelaku datang ke mushola tersebut dengan keadaan marah dan meluapkannya kepada korban. “Anak saya langsung dicekik dan diangkat oleh pelaku dan ngga hanya itu anak saya juga diancam akan dipukul sambil bilang ‘sekali ku tinju kau langsung mati'” kata sang ayah menceritakan kejadian itu kepada sejumlah wartawan.
Dikatakan Tri, pada saat itu kondisi sekitar sedang ramai, dan karena itulah pelaku tidak jadi memukul korban dan membawa korban dengan menyeretnya ke rumah pelaku. “Anak saya pada saat ini nangis tapi masih di paksa dan diseret oleh pelaku ke rumahnya dan di suruh duduk dipojokan sedang pelaku pergi begitu saja,” bebernya.
Infoermasi terakhir, Letkol ZK, oknum perwira TNI yang viral diduga menganiaya anak 11 tahun di Palembang ternyata sudah menemui keluarga korban untuk menyampaikan permintaan maaf.
Permintaan maaf Letkol ZK diungkapkan Tri Sopyan Diono (40), ayah korban saat kembali diwawancarai Tribunsumsel.com. Menurut Tri, Letkol ZK sudah menyampaikan itikad baik dan mengajak damai atas kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oknum perwira TNI itu
“Pelaku dan istri sudah datang ke rumah, sudah ada niat baik untuk mengajak damai dan meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan terhadap anak saya,” katanya.
Dikatakan, Letkol ZK bersama istri datang ke rumah korban pada Rabu (17/05/2023) malam. Kedatangan itu bertujuan untuk silahturahmi dan meminta maaf. “Kita namanya manusia ya sudah memaafkan namun untuk proses hukum tetap berjalan karena kita meminta keadilan biar ada efek jera agar tidak melakukan hal itu kembali. Dia mengaku salah, dan pada saat itu anak saya juga tidak saya kasih tau kalau mereka datang,” katanya. (ela)
Editor : Ferly