SUMSELHEADLINE.COM, LUBUKLINGGAU — Pasi Ops Batalion Brimob B Pelopor (Petanang) Polda Sumsel AKP Antoni, mengklarifikasi soal dugaan penganiayaan wartawan yang juga anggota PWI atan nama Adhio Septiawan.
Kepada para wartawan, AKP Antoni menjelaskan mengenai dugaan penganiayaan yang menyebabkan dirinya dilaporkan ke Polres Lubuklinggau. Awalnya pada Senin (30/1/2023) sekitar pukul 01.54 dia mendapatkan telepon dari sepupunya bahwa rumahnya divideokan oleh orang tak dikenal, dengan ciri-ciri plat motor L34.
“Dari plat motor saya curiga, plat motor dua angka, rambut gondrong,” katanya di Polres Lubuklinggau. Selanjutnya Antoni menghubungi Kapolsek Timur, Kasat Narkoba dan anggota Tim Macan Linggau. Karena sudah malam tidak ada yang terhubung.
Ia selanjutnya melapor ke bagian piket Pawas Brimob Petanang, saat itu ia meminta dua orang untuk memback up untuk berangkat. Bersama dua orang anggota berimob, ia ke rumah Aris. Sekitar 200 meter ia papasan dengan sepeda motor yang disebutkan.
“Karena sudah dikirim foto motor, papasan saya berhenti, buka pintu saya suruh berhenti tidak mau, karena saya pakaian preman saya tembak ke udara saya ngaku polisi,” ujarnya.
Kemudian, Vhio berhenti posisinya masih di atas motor. Ia selanjutnya langsung bertanya tujuan Vhio memvideokan rumah. Namun, Vhio malah mengelak dengan mengatakan tidak memvideokan sama sekali.
Akhirnya, akhirnya foto. Setelah ditunjukkan foto, Vhio pun mengaku. “Saya tanya apa urusannya kamu videokan foto itu, dijawab (Vhio) emang salah, saya jawab salah lah jam 2 malam ini, alternatifnya hanya dua mau maling atau mau niat jahat,” ungkapnya.
Karena tidak mau mengaku Antoni pun meminta Vhio turun dari motor, namun, Vhio tidak mau, akhirnya ia mencabut kunci kontak motornya, tapi ditepisnya.
“Saya turun minta dia turun, pada saat mendekat turun langsung mendorong saya, kemudian anggota dua yang bareng saya saya suruh turun duduk bantu, saya cek HP nya, ternyata video rumah itu dikirimnya lagi ke orang,” ujarnya.
Kemudian Antoni kembali bertanya alasan membagikan video rumah adiknya itu ke orang lain, namun, dia hanya tertawa, tawa tidak ada kejelasan akhirnya mereka membawa Vhio ke Polres Lubuklinggau.