SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan mencacat pada kurun satu tahun terakhir, rentang September 2021-September 2022, angka kemiskinan di Sumatera Selatan turun sebesar 0,84 persen , dari sebelumnya 12,79 persen menjadi 11,95 persen.
Berdasarkan rilis resmi BPS Sumsel yang disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Sumsel Dr. Zulkipli, Senin (16/1) menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Sumsel turun sebanyak 61,62 ribu orang, dari yang sebelumnya berjumlah 1.116,61 ribu orang menjadi 1.054,99 ribu orang. Jika dibandingkan pada periode Maret 2022.
“Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan per September 2021 turun dari 13,28 persen menjadi 12,31 persen pada Maret 2022. Dan pada September 2022 turun lagi menjadi 12,30 persen,” paparnya.
Dia merinci peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). “Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) September 2022 tercatat sebesar 73,98 turun jika dibandingkan kondisi Maret 2022 sebesar 74,34 persen, dan turun jika dibandingkan kondisi September 2021 yang sebesar 74,16 persen,” tambahnya.
Lebih jauh Zulkipli menuturkan, komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, cabe merah, bawang merah, dan kopi bubuk & kopi instan (sachet). Sedangkan komoditas bukan makanan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, kesehatan, dan perawatan kulit, muka, kuku, rambut.
“Pada periode September 2021 – September 2022, maupun periode Maret 2022-September 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami penurunan kemiskinan,” pungkasnya. (fer)
Editor : rustam