SUMSELHEADLINE.COM, BANYUASIN — Mengawali rutinitasnya, Jumat (18/11) pagi, Gubernur Sumsel, H Herman Deru melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Banyuasin dalam rangka meresmikan beroperasinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Peternakan Ayam Petelur Modern di Indonesia, yang dipusatkan di Desa Mukut, Kecamatan Pulau Rimau.
Dalam peresmian Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Peternakan Ayam Petelur Modern yang dikelola investor lokal dibawah payung PT Banyuasin Sawit Lestari dan PT Banyuasin Mukut tersebut, Herman Deru mengaku kedatangannya sengaja untuk meresmikan pabrik kelapa sawit dan perternakan ayam petelur modern, yang keduanya saling berkaitan dalam satu ekosistem. “Ini kita resmikan dan tinjau pabrik kelapa sawit yang dibangun putra daerah. Kita harus bangga dengan teknologi yang dibuat Awi Lau. Kelebihanya dalam oprasionalnya dalam satu ekosistem, bahan bakarnya pun menggunakan limbah ,” ungkapnya mengawali sambutannya.
Menurutnya, Sumsel merupakan pioner yang mengawali pemanfaatan energi baru terbarukan. Ini juga yang dilakukan PT Banyuasin Sawit Lestari, dimana limbah sawit dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang dikelola PT Banyuasin Mukut yang merupakan perternakan besar dan modern yang pakannya memanfaatkan limbah sawit. “PT Banyuasin Sawit Lestari memproduksi CPO, minyak goreng dan turunannya. Limbahnya untuk pakan ternak ayam. Ini menginspirasi para pengusaha daerah lainnya dalam merekrut tenaga kerja lokal,” tambahnya.
Dia berharap agar Pemkab Banyuasin terus melakukan upaya kerjasama dengan para investor lokal lainnya. “Investor lainnya diajak kerjasama dengan dalam menjaga kelestarian alam, sebelum dibuang limbah sawit harus diolah dengan benar sehingga tidak mencemari lingkungan, karena lingkungan itu milik anak cucu kita,” harapnya. Sementara itu, Egi Ginanjar, Manager PT Banyuasin Sawit Lestari menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Provinsi Sumsel yang telah menyempatkan diri hadir secara langsung meresmikan PT Banyuasin Sawit Lestari. Lebih lanjut Egi menjelaskan pembangunan pabrik PT Banyuasin Sawit Lestari memakan waktu selama satu tahun dengan kapasitas 45 ton CPO perjam.
“Untuk pengelolaan limbah cair, dilakukan dengan ramah lingkungan menggunakan bakteri. Adapun TBS 40 persen kita dapatkan dari pekebunan inti, dan sisanya 60 persen lagi dari kebun sawit masyarakat sekitar,” paparanya. (fer)
Editor : Edi