Hal ini diutarakannya saat kunjungan ke sentra batik di Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta pada Senin (31/10) sore. Dalam kunjungan itu Feby menyerap ilmu bagaimana proses batik tulis Giriloyo diproduksi, sehingga menghasilkan kain batik yang mempesona dan mengandung filosofi. “Saya ingin nantinya melakukan inovasi agar kain batik Sumsel juga mempunyai nilai filosofi dalam setiap motifnya. Setiap kain batik Giriloyo ini mempunyai arti tersendiri. Ini hal baik yang bisa juga kita lakukan,” kata Feby.
Selain motif kain yang beragam di antaranya Sidoluhur, Sidomukti, Parang Seling, Tarian Sufi yang mengandung filosofi, hal lain yang patut diadopsi menurut Feby adalah proses pewarnaan kain yang menggunakan pewarna alam dan pewarna sintetis di mana menghasil pesona warna yang indah. “Kita juga punya kain-kain khas menggunakan pewarna alam, sudah sama baiknya dengan kain batik di sini. Kain batik tulis Giriloyo ini ada yang berwarna biru indigo, dan ijo lawe. Dari segi pewarnaan kualitas kain kita tidak kalah saing,” ungkap Feby.
Kampung Batik Giriloyo memiliki hal yang unik dari yang lain, karena batik-batik yang dijual memiliki filosofi yang sangat mulia. Misalnya Sidoasih supaya selalu tertanam rasa belas kasih, Sidomukti supaya bisa mencapai kehidupan yang mulia, Wahyu Tumurun memiliki arti supaya yang memakai batik selalu mendapatkan petunjuk dari Tuhan, dan ada Teruntum supaya selalu bisa menuntun dalam rumah tangga. Usai berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo, Feby menyempatkan pula meninjau sentra industri perak di Kotagede (fer/*)