SUMSELHEADLINE.COM, PANGKALAN BALAI — Sawah lebak menjadi salah satu andalan produksi padi di Kabupaten Banyuasin, selain sawah tadah hujan. Salahn satu kawasan sawah lebak itu ada di Kecamatan Rantau Bayur seluas kurang lebih 16.337 hektar. Selama ini di kawasan ini hanya ditanam satu kali dalam setahun, karena kondisi alam banjir dan kekeringan.
Dengan program petani bangkit dengan sentuhan teknologi, kini sawah lebak di Desa Semuntul itu sudah bisa tanam dua kali setahun yakni IP 100 dan IP 200, dengan produksi rata-rata 7,2 ton pada saat tanam perdana dan sekarang produksi meningkat 8,2 ton.
Ketua Gapoktan Desa Semuntul Iwan Hamidi melaporkan bahwa luas sawah lebak Bataran Sungai Musi yang ada di Dusun 6 Ulakbalak Desa Semuntul seluas 200 hektar, namun yang sudah ditanam dua kali IP 200 seluas 80 hektar dengan benih padi Inpari 35. ”Hasilnya sangat bagus pak, pada saat tanam perdana IP 200 dengan produksi rata-rata 7,2 ton per hektar dan sekarang produksi meningkat 8,2 ton, dan panennya cepat karena sudah pakai alsintan,” katanya. Dengan dua kali tanam ini terang Kades Semuntul Zulkopli, maka areal sawah lebak milik petani bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menjadi sumber penghasilan masyarakat.
”Selama ini lahan dibiarkan kosong setelah tanam satu kali, alhamdulillah sekarang bisa dua kali tanam. Tinggal sekarang pola pikir masyarakat yang harus digerakan untuk menjadikan lahan pertanian ini sebagai sumber penghidupan keluarga,” katanya.
Sementara Bupati Banyuasin Askolani mengaku bahagia bisa bersilaturahmi dengan petani dan masyarakat Desa Semuntul. Bahagia tersebut semakin besar ketika program IP200 berhasil dengan produksi yang sangat menjanjikan yakni 7,2 ton -8,2 ton perhektar. ”Sawah lebak bantaran sungai yang selama ini kita tahu hanya bisa ditanam satu kali IP 100 dalam setahun. Namun setelah kita ujicoba dengan IP200, kita bangun saluran airnya, alhamdulillah bisa panen dua kali setahun. Jujur ini membuat saya semakin senang dan bahagia,” katanya. (adi)
editor : rustam