SUMSELHEDALINE.COM–Keluarga almarhum Akidi Tio sampai sekarang masih menghebohkan masyarakat Indonesia, terkhusus Provinsi Sumatera Selatan, karena menyumbangkan uangnya sebanyak Rp 2 triliun untuk penanganan covid di daerah ini. Namun, sampai dengan sekarang terkait pencairan uang dengan jumlah yang fantastis tersebut, belum terdengar hilalnya.
Bahkan, anak bungsu almarhum Akidi Tio yang tinggal di Palembang, Heriyanti dan suaminya sampai dengan sekarang tak bersuara sedikit pun terkait sumbangan Rp 2 triliun itu. Pantauan Sripo, Minggu (1/8/2021), di depan rumah Heriyanti di Jalan Tugu Mulyo, Ilir Timur I Palembang, terlihat sepi, tak ada orang yang keluar masuk.
Hanya ada anjing hitam besar yang diikat dengan rantai besi terlihat tertidur di bawah teras rumah. Anjing itu pun tampak gelisah, terkadang bangun berpindah posisi tidur. Namun si anjing tidak terdengar menyalak, hanya banyak tidurnya.
Rumah milik Heriyanti pun terlihat sederhana, warna dinding cokelat muda, pagar hitam tinggi. Namun terlihat agak berkarat catnya pun terkelupas. Kamera pengawas pun hanya terlihat dua titik, satu berada di dekat pintu masuk, satu lagi diletakkan di garasi rumah. Suasana rumah terlihat bersih, tapi lagi-lagi tidak ada tanda sedikit pun ada orang di dalam rumah .
Walau tidak ada ada aktivitas yang terlihat di rumah yang berlantaikan dua dan berpagarkan berwarna hitam tersebut, berdasarkan keterangan warga sekitar yang tak ingin disebutkan namanya, dia melihat pagi-pagi Rudi Sutadi (suami Heriyanti) ada bawa bungkusan yang diperkirakan makanan masuk ke rumah. “Mungkin tadi keluar subuh, pas pulang seperti bawa makanan. Tadi dia masuk ke rumah pakai motor beat,” katanya singkat, Minggu (1/8/2021)..
Hingga siang hari tak terlihat ada aktivitas di rumah kediaman Heriyanti tersebut. Hanya ada suara pekerja bangunan di sebelah rumah Heriyanti, lantaran sedang dibangun. Selain itu hanya terlihat warga sekitar lalu lalang melewati rumah Heriyanti.
Sementara itu Yudi, seorang penjaga keamanan komplek rumah Heriyanti, mengaku cukup baik dengan keluarga Crazy Rich tersebut. Pria asal Jogjakarta ini mengaku kerap kali diberikan uang atau mendapatkan tips dari Heriyanti dan keluarga saat dimintai tolong mengambil barang belanjaan. “Keluarga ini cukup baik orangnya. Saya juga sering diberi uang oleh mereka,” katanya saat dijumpai di depan kediaman Heriyanti, Minggu (1/8/2021), seperti dikutif dari Sripoku.com.
Sebagai penjaga keamanan, Yudi mengklaim ia cukup dekat dengan keluarga Heriyanti. Maka tak heran Yudi cukup mengetahui jejak rekam bisnis hingga silsilah keluarga Akidi Tio. Menurutnya, Rudi, suami Heriyanti alias Ahong merupakan seorang pebisnis di bidang konstruksi dan ekspedisi. Sementara sang istri, Ahong tak diketahui pasti apa bisnis yang ia jalani. Hanya saja, setahunya relasi bisnis Ahong merupakan orang-orang hebat dari ruang lingkup istana negara. “Kalau bisnis istrinya tidak tahu pasti, tapi relasinya itu pejabat dan orang istana. Informasi ini saya dapatkan dari sopirnya,” jelas Yudi.
Yudi menambahkan, keluarga Akidi Tio merupakan orang kaya yang sudah terkenal sejak tahun 1970-an. Bisnis yang dijalankan oleh keluarga Akidi adalah dunia kontruksi. Dimana, pada zaman dahulu hampir seluruh proyek-proyek besar di Kota Palembang menjadi pekerjaan keluarga Akidi Tio. “Kantor DPRD Sumsel itu dulu kalau tidak salah proyeknya pak Akidi. Mereka ini kontraktor besar setara BUMN Waskita Karya,” katanya.
Keberadaan Heriyanti bersama keluarganya diketahui dari aktivitasnya para ojek online (Ojol) yang terlihat mengantarkan makanan dari samping rumahnya. Tak hanya itu, adanya orang di dalam rumah Heriyanti diperkuat dengan dihidupkannya lampu di teras di kediamannya pada malam hari oleh pemilik rumah.
Usman, penjaga malam komplek di kediaman Heriyanti mengaku anak bungsu Akidi Tio tersebut berada di dalam rumahnya bersama suami Rudi dan anak laki-lakinya. Hanya saja ia lebih memilih bungkam dan tak keluar rumah pasca viralnya sumbangan Rp 2 T untuk Covid-19 atas nama almarhum ayahnya Akidi Tio.
“Mereka ada di dalam rumah hanya tidak keluar saja. Makanan saja mereka pesan dan diambil pakai tali dari belakang rumah,” ujar pria yang telah bekerja selama 30 tahun di komplek tersebut.
Dijelaskannya, ia terakhir melihat Rudi suami Heriyanti sekitar dua hari lalu. Dimana ia keluar rumah pada malam hari untuk membeli makanan.
Untuk memantau aktivita di depan rumahnya, Heriyanti memantau dari kamera CCTV. Menurut Usman, keluarga Heriyanti dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan jarang berkumpul dengam warga sekitar. Bahkan, ketika tetangganya mendapatkan musibah kematian, Usman mengaku jarang melihatnya hadir.
“Memang orangnya jarang bergaul, kalau ada kematian saja mereka jarang terlihat,” terangnya.
Acay, salah seorang tetangga Heriyanti menambahkan, Rudi dan keluarga dikenal sebagai keluarga yang kurang bergaul dengam warga sekitar. Sehingga para tetangga tidak begitu mengetahui aktivitas keluarga tersebut. “Keluarga ini jarang terlihat dan kurang berbaur. Paling sesekali suaminya yang sering terlihat keluar rumah,” ujarnya. (SH)