Ajakan Pemkab Muba untuk cegah DBD
Salah satu depot penjualan buku bekas di kawasan Jalan Masjid Lama dan Masjid Agung, Palembang, Selasa (16/1/2024). Foto: Sumselheadline/Pitria.
Salah satu depot penjualan buku bekas di kawasan Jalan Masjid Lama dan Masjid Agung, Palembang, Selasa (16/1/2024). Foto: Sumselheadline/Pitria.

30 Tahun Bertahan, Penjualan Buku Bekas Masih Diminati

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Toko buku bekas di deretan Masjid Agung Palembang eksis di masanya. Kini hanya tinggal belasan yang bertahan.

Selain gempuran Covid-19 lalu, di masa kini persaingan penjualan buku dengan digital tak bisa dihindari, begitupun dengan persaingan harga murah.

Depot buku bekas yang ada sejak tahun 90-an ini menjual buku-buku bersejarah dari agama, politik, hukum, sosial, hingga novel dan komik pun dapat ditemukan di toko buku bekas ini.

Para pedagang menjual buku bekas dengan harga beragam, tergantung jenis bukunya, mulai dari Rp15.000 untuk buku mewarnai hingga buku pengetahuan lainnya Rp40.000 hingga Rp50.000.

Tulisan lainnya :   Pemuda Perlu Pahami Bahasa Jurnalistik dalam Bermedsos

“Dari sebelumnya mencapai puluhan pedagang, makin lama makin berkurang, jadi sekitar 15,” kata Abu Usman, pemilik Depot Jasa Buku. Meski tak seramai dulu, para pedagang tetap mempertahankan usahanya. Mereka tetap berharap keberkahan berpihak pada penjualan buku bekas ini.

“Masih ada yang cari buku bekas kita, walau tak seramai dulu, baik orang tua, anak sekolahan dan mahasiswa,” katanya.

Merosotnya penjualan buku diakuinya sangat terasa berawal sejak pandemi Covid-19. Dimana sejak itu hampir semua jenis penjualan beralih secara online.

“Semua jenis penjualan saat itu beralih ke digital, termasuk buku, sehingga sejak itu penjualan kita merosot sampai 75 persen, bahkan kadang tidak laku,” katanya.

Tulisan lainnya :   Roniah Hanya Bisa Merarapi Rumahnya yang Ludes Terbakar

M Idris, pemilik Toko Depot Buku Riski mengatakan, biasanya di setiap ajaran baru banyak orang tua dan siswa juga mahasiswa datang mencari buku.

“Kita punya sekitar 500 koleksi buku, biasanya tiap ajaran baru mahasiswa UNSRI, siswa dari TK sampai SMA ramai mencari buku disini,” katanya.

Ia tidak memungkiri persaingan dengan digital sangat berpengaruh. “Kita tidak beralih, tetap buka toko bersama belasan pemilik lainnya,” katanya. (Nda)

Editor:Edi

Check Also

Para pejabat Pemkot Palembang berfota di depan Stand Pemkot Palembang di ICE Grand City Surabaya, Kamis (8/5/2025). Foto: Kominfo Palembang.

Pempek Laris Manis di ICE Grand City Surabaya

SUMSELHEADLINE.COM, SURABAYA — Pemerintah Kota Palembang ikut ambil bagian dalam Indonesia City Expo (ICE) di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *