SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — “Saya berusaha mencoba menghilangkan asumsi bahwa politik itu mahal”. Demikian dikemukakan Herman Deru, Gubernur Sumsel saat menghadiri launching buku “Politik Akar Rumput Herman Deru” di Ballroom The Alts Hotel Palembang, (30/6/2025).
Menurutnya, politik itu bisa saja murah, namun tentu dengan usaha maksimal, seperti yang dilakukannya sejak mencalonkan diri sebagai Bupati OKU Timur tahun 2005 hingga Pilgub 2024 lalu.
“Salah satunya yang pendekatan maksimal kepada masyarakat (grassroot), turun langsung secara konsisten ke masyarakat. Artinya nak senianan (harus serius alias gas pol-red),” kata pria yang sering dipanggil HD tersebut.

Lanjutnya, dalam mendongkrak elektoral, dia berprinsip bahwa kalangan bawah adalah sangat menentukan, karena itu dia lebih banyak turun ke masyarakat daripada ke kalangan elite. “Karena suara seorang camat sama saja dengan seorang masyarakat biasa,” katanya yang mendapat aplus para undangan yang hadir.
Buku “Politik Akar Rumpur Herman Deru” sendiri resmi dilaunching oleh gubernur, dilanjutkan dengan bedah buku oleh Prof Dr Alfitri, MSi dan Dr Tarech Rasyid, MSi, dengan moderator Dr Hadi Prayogo, M.Ikom.
Tampak hadir di acara tersebut antara lain, para Bupati/walikota dan Wakil Bupati/wakil walikota, anggota DPR RI, anggota DPD, anggota DPRD Sumsel, Ketua Parpol, akademisi, para kepala OPD, para wartawan senior, dan para pemimpin redaksi media.
Buku ini sendiri ditulis oleh Alfrenzi Panggarbesi (mantan jurnalis yang juga anggota DPRD Sumsel), Rustam Imron (jurnalis dan pimpinan Sumselheadline.com), dan Komalasari (jurnalis dan juga PPPK Pemprov Sumsel).
Dalam sambutannya mewakil para penulis, Alfrenzi mengungkapkan bahwa ide pembuatan buku tersebut dimulai dengan pemikiran bahwa kiprah politik Herman Deru cukup unik. Sebagai jurnalis, para penulis mengetahui bagaimana kebiasaan Herman Deru selama memimpin OKU Timur maupun Gubernur Sumsel sejak 2018 lalu.
“Tak jarang orang tak tahu apa yang terjadi di belakang layar. Sebab itulah, kami mencoba mencurahkannya dalam tulisan buku ini, dari pengalaman kami bersama Pak Herman Deru selama ini. Kami harap agar karya yang sederhana ini menjadi inspirasi siapa yang yang berminat untuk terjun ke dunia pilitik,” katanya.
Sementara Rustam Imron, salah satu penulis, mengungkapkan bahwa dalam setiap kali mencalonkan diri sebagai kepala daerah, modal utama Herman Deru adalah modal sosial, kedekatannya dengan masyarakat kelas menengah bawah. Hal itu dimaklumi, mengingat HD sering turun dan berbaur langsung ke masyarakat, mendengar aspirasi.
“Kemampuan komunikasi Pak Herman Deru ini memang sangat baik. Dia bisa menyesuaikan dengan kondisi dimana dia berkomunikasi. Dia tak pernah risih setiap kali diajak warga foto bersama. Dan salah satu kelebihannya, dia menguasai banyak bahasa daerah yang ada di Sumsel, sehingga setiap kunjungan ke daerah, dia lebih banyak menggunakan bahasa daerah yang dikunjungiinya itu. Fakta-fakta itulah yang kami elaborasi dalam buku ini,” kata Rustam, pria yang 26 tahun pernah menjadi wartawan HU Sriwijaya Post. (ust)
Editor: Ferly