SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Kericuhan terjadi antar para pendukung pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muratara, Syarif Hidayat-Gusti Rohmani mendapat nomor urut 1, paslon Devi Suhartoni-Junius Wahyudi nomor urut 2, dan paslon Firsa Lakoni-Efriyansyah nomor urut 3. Kegiatan debat digelar di Hotel Novotel, berakhir dengan laporan dari kuasa hukum Paslon nomor urut 3 ke Polda Sumsel.
Kuasa hukum pelapor, Dr Albukhori, SHm MH mengatakan kliennya yakni Hajar Aswan (35) menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan dalam peristiwa tersebut.
“Keributan hingga berakhir dengan ngeroyokan seperti ini sudah tiga kali terjadi, tak hanya penganiayaan, pelaku juga kerap melakukan pengancaman terhadap pendukung Paslon nomor urut 3,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).
Dikatakan Albukhori, aksi penganiayaan pertama pasca kegiatan deklarasi Paslon di KPU Kabupaten Muratara di posko di September lalu, dan untuk kedua kasus tersebut juga telah kami laporkan ke Polres Muratara dan tengah dalam proses.
“Usai membuat laporan ke SPKT Polda Sumsel, korban kemudian di BAP oleh penyidik penyidik Unit 3 Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel,” katanya.
Albukhori juga menyebut, untuk kasus penganiayaan dan pengeroyokan disertai pengancaman tersebut, ada dua orang terlapor berinisial A dan I, yang merupakan pendukung dari salah satu paslon lain dan diduga merupakan pendukung Paslon nomor urut 2.
“Klien kami mengalami luka memar di pipi kanan. Hal ini yang kami laporkan selain juga pengancaman dengan senjata tajam, dengan adanya laporan ini semoga ke depan tidak terjadi lagi kericuhan setiap kali dilakukan debat kandidat, dan kami juga ingin agar laporan kami segera ditindaklanjuti serta kedua pelaku ditangkap,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, KPU Muratara menggelar debat perdana pemilihan bupati di Hotel Novotel Palembang pada Selasa (29/10/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
Namun saat debat kandidat bupati Muratara terjadi di ballroom hotel Novotel, di luar ruangan, justru beberapa pendukung pasangan calon bersitegang dengan pendukung pasangan calon lainnya.
Ketegangan tersebut terjadi di halaman parkir Hotel Novotel Palembang sebelum acara debat dimulai. Untuk membubarkan massa, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan.
Diduga kericuhan tersebut terjadi karena kesalahpahaman antar pendukung yang menunggu di luar pintu masuk, informasi lain menyebutkan, kericuhan tersebut berawal dari saling ejek antar pendukung Paslon 2 dan Paslon 3 di parkiran mobil Hotel Novotel.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan tersebut.” Ya, tercatat dalam LP/B/1220/X/2024/SPKT/Polda Sumatera Selatan,” tegasnya singkat. (Ela)
Editor: Ferly