SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Hingga akhir Oktober ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa kebupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) masih belum selesai.
Berdasarkan data BMKG Sumsel, tingkat konsentrasi PM 2.5 atau Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sejak beberapa hari ini sangat tidak sehat.
Asap tebal terus menyelimuti Kota Palembang hingga mengganggu jarak pandang pengendara, aktivitas belajar mengajar siswa menjadi berubah, hingga masalah kesehatan. Kepal BMKG Sumsel Wandayantolis mengatakan, tingkat PM 2.5 pada 30 Oktober lebih dari 280, lalu hari ini berkisar 130.
Meskipun, angkanya turun dibandingkan kemarin, namun asap masih sangat tebal dan berkategori berbahaya. Wandayantolis mengatakan, Efek jangka pendek PM 2.5 yaitu penyakit jantung, paru-paru, bronkitis, dan serangan asma.
“Efek kesehatan ini berdampak pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih tua,” katanya, Selasa (30/10/2023).
Salah seorang warga Palembang di kawasan Jalan POM IX, Kamilah mengatakan, untuk berkendara di pagi hari harus hati-hati, terutama sepeda motor. “Mata perih, jarak pandang pendek apalagi di pagi hari,” katanya.
Dia mengharapkan pemerintah bersikap tegas dalam penanggulangan kebakaran, karena setidaknya sudah dua bulan lebih ini Palembang kena dampak asap.
“Asap ini sudah sejak akhir Agustus, ini bulan akhir Oktober, sampai kapan asapnya, kasihan anak-anak menghirup asap terus,” katanya. (Nda)
Editor : Edi