SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Mulai Selasa, 24 Mei 2023 jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke tanah suci dari sejumlah embarkasi haji. Sementara khusus embarkasi SMB 2 Palembang, mulai berangkat 27 Mei 2023.
Jemaah kloter (kelompok terbang) pertama dari Kabupaten OKU Timur, masuk asrama haji Palembang pada 26 Mei 2023. Seluruh jemaah dari embarkasi Palembang dibagi 23 kloter, dengan dua gelombang.
Pemberangkatan terakhir kloter embarkasi Palembang pada 22 Juni 2023 mendatang.
“Insyaallah kita dari KBIH IGM Palembang berangkat pada kloter 16 bersama jemaah Lubuklinggau dan jemaah mandiri,” kata Akiyu, SPd, MM, salah satu calon jemaah haji, Selasa (23/5/2023).
Menurutnya, informasi dari pihak Depag Palembang, setiap kloter dari embarkasi Palembang terdiri 360 jemaah, termasuk petugas haji. Jemaah akan diangkut dengan pesawat Saudi Air Line.
Petugas Haji
Sementara itu, sebanyak 492 petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah diberangkatkan pada Sabtu, 20 Mei 2023 lalu. Mereka ditempatkan di Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Madinah, serta Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah.
“Bapak Ibu diberangkatkan lebih awal, untuk memastikan seluruh layanan yang akan diberikan kepada jemaah haji telah siap,” ujar Direktur Bina Haji Arsad
“Meskipun sudah kontrak, tetap harus ditinjau dan dipastikan semua sudah siap,” sambungnya, dikutif dari website resmi Kemenag.
Arsad mengatakan seluruh layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga kesehatan harus dipastikan kesiapannya. Sebagai contoh pada layanan akomodasi, petugas akan memeriksa hotel mana saja yang akan dipakai. Satu persatu kamar, lift harus dicek, pastikan sudah siap.
“Selain itu harus memastikan semua izin operasional telah terbit. Ini penting, karena jika izin operasional belum terbit, maka ini dianggap ilegal. Pastikan semua izin layanan sudah siap,” harap Arsad.
Pada layanan konsumsi pun demikian, bahan baku makanan juga harus dicek pastikan semua masih dalam masa aman digunakan. Hotel-hotel berbintang harus dipastikan bisa menerima katering yang disediakan dapur yang telah dikontrak, jelasnya.
Tugas kedua yang harus dilakukan petugas adalah jika dilapangan dijumpai ada hal yag tidak seharusnya, maka petugas harus melaporkan dan berkoordinasi kepada penanggung jawab layanan untuk segera ditindak lanjuti. “Sebelum kedatangan jemaah sudah harus selesai,” tegasnya.
Ketiga, petugas harus berkoordinasi dengan stakeholder di Arab Saudi. Di Madinah Muasasah adilla, Naqobah dan Baladiyah. Termasuk di bandara, petugas melakukan koordinasi dengan maktab yang ada di bandara. Kemudian petugas Linjam (Perlindungan Jemaah) pun melakukan silaturahim dengan kantor keamanan di Bandara dan Madinah. (Nda)
Editor : Edi