SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG–Sejumlah mahasiwa Unsri, Jumat (27/5/2022) mendatangi penyidik Polda Sumsel. Mereka mengaku korban peloncohan hingga pelecehan seksual, yang diduga dilakukan kakak tingkatnya sendiri.
Namun apa yang mereka alami ini diluar lingkungan kampus.
Kedatangan mereka untuk berkonsultasi terkait laporan yang sudah dibuat di penyiduk Polres Ogan Ilir. Karena hingga sekarang laporan itu belum ada perkembangan yang berarti.
Bahkan, diantaranya sempat curhat melalui media sosial bahwa mereka telah menjadi korban peloncohan dan pelecehan seksual oleh kakak tingkatnya, yang tergabung dalam perkumpulan mahasiswa daerah yang berkuliah di Unsri
“Kedatangan kami ke Polda Sumsel untuk menanyakan tindak lanjut laporan kami sudah jauh mana perkembangannya,” ujar MG (22), salah satu mahasiswa yang mengaku menjadi korban.
Setelah bertemu dengan pihak Polda Sumsel, para korban diminta untuk melengkapi bukti dan dokumen lainya.
Kepada sejumlah wartawan MG menceritakan, awalnya mereka ditawarkan sejumlah bantuan oleh perkumpulan mahasiwa itu, seperti bantuan pengurusan berkas, verifikasi dan tempat tinggal.
Namun ternyata mendapat perkaluan tidak wajar yang didapatkan. “Saya ditendang, ditampar, dibentak dan bahkan saat itu yang lebih mirisnya lagi, saya disuruh mencabut bulu kemaluan saya. Setelah dicabut saya dipaksa untuk menghitung bulu kemaluan yang dicabut,” ujarnya.
Peloncohan yang dilakukan kakak tingkat terhadap MG dilakukan diluar lingkungan kampusnya.
“Saya menerima perlakuan itu di kos-kosan yang memang dijadikan mes oleh perkumpulan mahasiwa,” ucapnya.
Sementara AA (22), korban peloncohan lainya, juga mengaku ia mengalami hal sama seperti MG. Akan tetapi perlakuan kasar yang ia alami terjadi pada tahun 2018 yang lalu.
Saat itu, kakak tingkatnya memukul kakinya berkali-kali hingga mengalami luka memar. “Kalau saya disuruh menghapal biodata masing-masing senior, jika saat ditanya saya salah menjawab saya akan disiksa oleh kakak tingkat saya,” ucapnya.
Dengan kejadian ini dia berharap polisi dapat menindaklanjuti laporan mereka, agar tidak ada lagi kekerasan, pelaoncohan, apalagi pelecehan seksual yang dilakukan kakak tingkat terhadap juniornya maupun mahasiswa baru.
“Saya berani berbicara dan melaporkan mereka agar jangan sampai ke depannya ada lagi mahasiswa baru yang menjadi korban,” ungkapnya.
Sumber : detiksumsel