SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Pilkada Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 menjadi ajang bagi pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 01, Herman Deru-Cik Ujang, untuk memaparkan visi dan misi mereka.
Salah satu isu penting yang mereka soroti adalah masalah rumah tidak layak huni (RTLH) yang masih marak di Sumsel.
Dalam debat ketiga Pilkada Sumsel yang disiarkan langsung pada Kamis (21/11/2024) malam, Herman Deru mengungkapkan komitmen mereka untuk mengatasi permasalahan ini dengan solusi konkret.
Herman Deru menjelaskan bahwa ada dua jenis kawasan kumuh yang sering ditemui di Sumsel. Pertama, rumah yang tidak higienis, dan kedua kawasan dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Rumah yang kumuh karena faktor kebersihan, menurutnya, bisa segera diatasi dengan melakukan upaya sanitasi yang lebih baik. “Masalah rumah tidak higienis bisa kita tangani dengan sanitasi yang tepat,” ujar Herman Deru dalam debat tersebut.
Namun, jika permasalahan tersebut disebabkan oleh kepadatan penduduk yang tinggi, Herman Deru menyarankan agar pemerintah menyediakan lahan yang cukup untuk memindahkan warga ke tempat yang lebih layak huni.
Menurutnya, solusi ini tidak harus bergantung pada dana dari APBN atau APBD. “Kita bisa gotong royong dengan perusahaan besar untuk menyediakan lahan bagi masyarakat,” kata Herman, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan sektor swasta.
Pengalaman Herman Deru dalam menangani masalah serupa di masa lalu juga menjadi dasar dari gagasannya.
Saat menjabat sebagai Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Herman Deru berhasil membangun rumah layak huni untuk masyarakat dan bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk pencapaian tersebut.
Ini menjadi bukti komitmen paslon ini dalam mengatasi masalah RTLH di Sumsel.
Herman Deru juga menyatakan bahwa selama masa jabatannya sebagai Gubernur Sumsel, sejumlah kawasan kumuh di Sumsel mulai berkurang.
Ia mencontohkan beberapa kawasan seperti Pasar Cinde dan Jakabaring yang sebelumnya kumuh, kini sudah bersih dan tertata dengan baik.
“Mangkraknya pembangunan Masjid Sriwijaya dan kawasan kumuh itu bukan era saya. Waktu saya menjabat semuanya bersih,” tegasnya, merespons kritik terhadap pengelolaan fasilitas di daerah tersebut.
Dengan visi dan gagasan yang matang, pasangan Herman Deru-Cik Ujang bertekad untuk melanjutkan upaya memperbaiki kondisi perumahan dan lingkungan di Sumsel, sehingga masyarakat bisa hidup dalam hunian yang layak dan sehat.
Tentu saja, keberhasilan mereka dalam menangani masalah RTLH ini akan menjadi salah satu faktor penentu dalam Pilkada Sumsel 2024.
Jakabaring Sport City
Topik lain yang hangat dalam debat itu, adalah kondisi Jakabaring Sport City. Cagub Herman Deru membantah tuduhan bahwa fasilitas olahraga ikonik tersebut terbengkalai di bawah kepemimpinannya.
Jakabaring Sport City, yang terletak di Palembang, dikenal sebagai pusat olahraga dan rekreasi terbesar di wilayah tersebut.
Fasilitas ini pernah menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional, termasuk PON XVIII 2018, yang membuatnya semakin terkenal.
Pada debat Pilkada kali ini, Eddy Santana, calon gubernur nomor urut 2, melontarkan kritik pedas terhadap kondisi Jakabaring yang ia anggap terlantar dan kurang terawat. Dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemprov Sumsel yang menurutnya tidak mengelola Jakabaring Sport City secara profesional.
Menurut Herman Deru, ia sudah mengakhiri masa jabatan sebagai Gubernur Sumsel sekitar setahun yang lalu dan selama masa kepemimpinannya, tidak ada keluhan tentang kondisi Jakabaring.
“Saya tinggalkan jabatan gubernur sudah setahun, waktu di era saya tidak ada keluhan itu,” kata Herman Deru. Ia menegaskan bahwa masalah yang terjadi di Jakabaring Sport City baru muncul setelah masa jabatannya berakhir, saat gubernur digantikan oleh penjabat sementara.
Dia menambahkan bahwa kondisi yang dikeluhkan oleh Eddy baru terjadi dalam setahun terakhir, setelah ia tidak lagi menjabat sebagai gubernur.
“Jadi satu tahun ini yang perlu dipertanyakan,” ujar Herman menanggapi pernyataan Eddy. Dengan pernyataan ini, Herman Deru ingin mempertegas bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kondisi fasilitas tersebut setelah masa jabatannya berakhir.
Perdebatan ini menambah dinamika politik dalam Pilkada Sumsel 2024. Jakabaring Sport City bukan hanya menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sumsel, tetapi juga mencerminkan cara pengelolaan sumber daya daerah yang dapat memengaruhi pilihan pemilih.
Jelang Pilkada, isu ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pemilih dalam menentukan siapa yang layak memimpin Sumsel untuk periode berikutnya.
Dengan perdebatan yang semakin tajam, Jakabaring Sport City kini menjadi simbol dari capaian dan tantangan yang harus dihadapi calon gubernur dalam memimpin provinsi ini. (edi/*)
Editor: Ferly