Ajakan Pemkab Muba untuk cegah DBD
Launching buku biografi Ustaz Hendra Zainuddin, karya Abdul Malik Syafei, Rabu (1/5/2024). Foto: Dok Abdul Malik.
Launching buku biografi Ustaz Hendra Zainuddin, karya Abdul Malik Syafei, Rabu (1/5/2024). Foto: Dok Abdul Malik.

Trilogi Pengabdian KH Hendra Zainuddin

BUKU Trilogi Pengabdian KH Hendra Zainuddin Al-Qodiri yang berjudul Kyai Hendra: Pesantren, Tarekat dan Nahdlatul Ulama resmi dilauncing, Rabu (1/5/2024) di Ponpes Aulia Cendekia Palembang.

Hadir secara langsung penulis buku, Abdul Malik Syafei, MH dan para penggiat literasi di kota Palembang.

“Alhamdulillah, buku yang saya sebut trilogi pengabdian sang Kyai ini dapat diluncurkan dan semoga dapat menginspirasi,” kata Malik saat launcing.

Dikatakan, buku setebal 384 halaman terbitan Arruz Media Yogjakarta ini, terdiri dari tiga bagian. Pertama tentang Kyai Hendra dan Pesantren. Menjelaskan perjalanannya dari awal tertarik masuk pesantren, belajar, mengabdi sampai mendirikan pesantren.

Bagian kedua tentang tarekat, secara spesifik menjelaskan tentang Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) di Palembang dan bergulatannya sebagaik ikhwan tarekat dan menjadi mursyid.

Selanjutnya tentang sejarah Nahdlatul Ulama di kota Palembang. Menerangkan awal berdiri, pengurus dari periode ke periode sampai sekarang.

Tulisan lainnya :   Bandara SMB 2 Bakal Buka Penerbangan Internasional

“Dalam penerbitan, tentang Kyai Hendra dan pesantren adalah yang terbaru. Sementara tentang Tarekat dan sejarah NU Palembang sudah cetak lebih dulu. Tapi kini digabung menjadi satu dalam penerbit sama, yakni Artiz Media,” ungkapnya.

Masih dijelaskan Malik, secara singkat buku ini adalah gambaran Kyai Hendra. Dimana pesantren adalah simbol mencari dan mengamalkan ilmu, kemudian tarekat adalah pengamalan hablum minallah dan NU yang kini ia sebagai ketua PCNU Palembang adalah interaksi sosial hablum minannas.

“Jadi ketika kita melihat sosok kyai (Hendra, red) maka tiga inilah, ya Pesantren, Tarekat dan NU. Atau mudahnya trilogi pengabdian sang kyai,” sebutnya.

Sementara itu, Kyai Hendra dalam pengantarnya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada penulis, almarhum M Tuwah dan Abdul Malik Syafei, yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian merangkai kata demi kata, menggambarkan perjalanan hidup kami sebagai santri, pengabdi, dan pendiri pesantren.

Tulisan lainnya :   Mau Miliki SIM, Ini Biaya Terbaru Pembuatannya

“Dari awal, niat kami menyusun buku ini adalah agar cerita hidup ini tidak hilang begitu saja dan dapat menjadi cerita bagi anak cucu, santri, dan alumni pesantren. Kami berharap kisah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja yang akan atau sedang berjuang dalam merintis dan mengabdikan diri di dunia pendidikan,” tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut, dibagikan juga buku secara gratis. Bagi jamaah, kader NU dan Ikhwan Tarekat yang menginginkan buku bisa langsung datang ke pesantren Aulia Cendekia.

Turut hadir pada kesempatan itu, Abah Syamsudin, Ustad Sulaiman, Ketua Majleis TQN Aulia Cendikia Palembang, Ustad Budi Dharma, Ketua MWC NU Kalidoni, Ketua MWC NU  Bukit Kecil, PMII UIN Raden Fatah, dan Sejumlah Kader NU Lainnya. (*)

Editor: Ferly

Check Also

Kapal jukung yang meledak hanyut di Sungai Musi, Palembang, Jumat (9/5/2025) sore. Foto: screenshot medsos.

Kapal Jukung Meledak di Sungai Musi, Empat Penumpang Hilang

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Sebuah kapal jukung berisi sejumlah penumpang meledak di Sungai Musi, saat bversandar …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *