Ajakan Pemkab Muba untuk cegah DBD
Kabut asap menyelimuti Kolta Palembang, terutama sore hingga malam hari, Senin (11/9/2023). Foto : Sumselheadline/Pitria.
Kabut asap menyelimuti Kolta Palembang, terutama sore hingga malam hari, Senin (11/9/2023). Foto : Sumselheadline/Pitria.

Ngeri, Kabut Asap Pekat di Kota Palembang

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) dikeluhkan lantaran semakin terasa pekat terutama saat dini hari hingga pagi.

Kualitas udara memburuk sejak musim kemarau ini lantaran asap dari pembakaran juga partikel debu bertebaran karena tidak adanya curah hujan. “Asap makin pekat sejak beberapa hari terakhir ini, terutama subuh, rasanya asap masuk sampai ke paru-paru sampai sesak,” kata Nada warga Dwikora 1, Palembang, Senin (11/9/2023).

Berdasarkan informasi tentang kualitas udara yang tidak sehat, dilansir pada data dari website indeks kualitas udara yakni IQAir per Senin 11 September 2023. Menurut IQAir, Palembang saat ini masuk ke dalam kategori tidak sehat ditandai berwarna merah, dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 mencapai angka 151.

Tulisan lainnya :   Pemilik Resah, Ruko Ditempeli Stiker Milik Ahli Waris

Hal ini berarti bahwa konsentrasi PM2.5 di Palembang sekitar 11.2 kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh WHO.

Jika dibandingkan minggu lalu, Palembang saat masuk ke dalam kategori sangat tidak sehat ditandai dengan warna ungu, dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 mencapai angka 203.

Hal ini berarti bahwa konsentrasi PM2.5 di Palembang sekitar 30.6 kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh WHO.

Dapat diartikan perbandingan konsentrasi PM2.5 di Palembang pada minggu lalu dengan hari ini menurun signifikan. Yakni dari 203 menjadi 151. Wilayah-wilayah di Palembang seperti Demang Lebar Daun, dan Bukit Kecil masuk ke dalam kategori tidak sehat dengan peringatan berwarna merah.

Tulisan lainnya :   Tinjau Pemberssihan Sungai, Walikota Imbau Warga Peduli Lingkungan

Hanya wilayah tertentu seperti Sukarami dan Kenten masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan peringatan berwarna oranye. Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis mengatakan, sejak 1 September konsettasi PM2.5 telah terjadi di atas Nilai Ambang Batasnya (NAB =5.5 ug/m3).

Berdasarkan model penyebaran asap hal tersebut diduga berasal dari asap Karhutlah yang terjadi di bagian timur Palembang. “Dengan rata-rata PM2.5 70-90 ug/m3, namun mulai hari ini sudah kembali di bawah NAB,” katanya. (Nda)

Editor : Edi

Check Also

Gubernur Sumsel, Herman Deru hadir pada senam dan jalan santai bersama di halaman Kantor Gubernur Sumsel, Jumat (9/5/2025) pagi. Foto: Humas Pemprov Sumsel.

Herman Deru Ajak Lupakan Perbedaan Kontestasi Pilkada

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG —  Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru mengajak seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *