SUMSELHHEADLINE.COM, DEPOK — Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Musi Banyuasin terus memperkuat kesiapan daerah dalam menghadapi ancaman siber yang kian kompleks.
Hal ini diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam Cyber Incident Exchange Forum (CIEF) yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Aula dr. Roebiono Kertopati, Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Bidang Persandian Kominfo Muba, Jerry Rinoldy ST MT, mewakili Kepala Dinas Kominfo Muba Daud Amri SH, bersama staf Achmad Muzandi.
Forum ini diikuti 265 peserta dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi, dengan tujuan memperkuat koordinasi nasional dalam penanganan insiden siber serta meningkatkan sinergi antar instansi.
CIEF diselenggarakan berdasarkan surat dari Kepala BSSN nomor 6320/BSSN/D3/KS.02.03/10/2025, dan menjadi ajang penting bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman, strategi, serta praktik terbaik dalam tata kelola dan respons terhadap insiden siber.
Acara dibuka oleh Direktur Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Danang Jaya SSi MKom, yang menyampaikan bahwa keamanan siber kini menjadi salah satu aspek fundamental dalam transformasi digital pemerintahan.
Ia menyoroti perlunya kolaborasi yang kuat antara BSSN, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan untuk membangun ekosistem siber yang tangguh dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Jerry Rinoldy mengatakan bahwa keikutsertaan Kominfo Muba dalam forum ini merupakan bentuk langkah nyata untuk memperkuat kesiapan teknis dan kelembagaan daerah menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.
“Forum ini menjadi ruang pembelajaran yang sangat penting bagi kami. Selain memperluas wawasan mengenai tren ancaman global, kegiatan ini juga memperkuat koordinasi lintas sektor dalam hal deteksi dini dan mitigasi insiden. Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kami dalam memperkokoh ketahanan siber di Musi Banyuasin,” ujarnya.
Selama kegiatan, peserta mengikuti berbagai sesi materi dan diskusi panel yang membahas topik strategis seputar tata kelola keamanan informasi, pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) di tingkat daerah, serta strategi menghadapi eskalasi serangan digital lintas negara.
Salah satu materi utama, bertajuk “Tren Keamanan Siber dan Pengelolaan Insiden Siber”, disampaikan oleh Claudia Dwi Amanda SST MMhan. Ia memaparkan dinamika ancaman global yang dipengaruhi konflik geopolitik, seperti serangan siber lintas negara antara Israel–Iran, India–Pakistan, dan Thailand–Kamboja, yang turut berdampak terhadap kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Claudia juga menyoroti sejumlah insiden yang terjadi pada 2024–2025, antara lain serangan malware Wezrat oleh Iran terhadap organisasi di Israel, serangan defacement pada situs pendidikan di India, serta kampanye ransomware Lockbit 3.0 yang menyasar sektor perbankan di Indonesia. Menurutnya, kondisi ini memperlihatkan betapa pentingnya pembentukan dan optimalisasi tim tanggap insiden siber di tingkat nasional maupun daerah.
Adapun Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, SSi MIP, membawakan materi bertema “Membangun Tata Kelola Keamanan Siber Daerah Sebagai Pilar Kepercayaan Layanan Publik Digital.
Ia menilai keamanan digital bukan sekadar produk teknologi, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan pengelolaan pusat data, aplikasi, dan ruang siber secara terpadu.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, lanjutnya, menerapkan pendekatan security by design, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia bersertifikat, serta mengadopsi teknologi berbasis kecerdasan buatan untuk menjaga keberlangsungan layanan publik digital.
Sementara itu, Hendra Supendar MKom dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menyoroti pentingnya budaya sadar siber di dunia pendidikan. Melalui materinya bertajuk “Membangun Budaya Keamanan Siber di Dunia Pendidikan: Dari Literasi Digital hingga Tata Kelola Data Akademik,” ia menilai bahwa kesadaran siber di kampus menjadi fondasi ketahanan digital nasional di masa depan.
Terpisah, Kepala Dinas Kominfo Muba, Daud Amri SH, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan forum ini. Menurutnya, kegiatan tersebut memberikan manfaat besar bagi daerah dalam memperkuat kapasitas dan kesiapan menghadapi insiden siber.
“Kominfo Muba terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperkuat infrastruktur keamanan, serta menerapkan prinsip security by design pada setiap pengembangan aplikasi layanan publik,” ujarnya.
Daud Amri menambahkan, kerja sama dengan BSSN akan terus diperluas dalam upaya menjaga keberlanjutan keamanan digital di Musi Banyuasin. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan digital yang aman, andal, dan berdaya saing tinggi.
“Tim Muba-CSIRT yang telah terbentuk kini berperan aktif sebagai garda terdepan dalam penanganan dan koordinasi insiden siber di tingkat daerah,” tandas Daud. (rya)
Editor: Edi








