Tanam Bibit Nangka Kurangi Emisi Karbon di Sumsel

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Tingginya traffic pesawat setiap harinya menghasilkan 48 ton karbondioksida (CO2) yang berdampak buruk pada kehidupan di bumi.

Hal inilah yang menjadi alasan AirNav Indonesia melakukan budidaya 12.000 pohon nangka madu di 12 kota di Indonesia, termasuk Desa Burai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).

Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti mengatakan, emisi gas karbon yang salah satunya dihasilkan oleh industri penerbangan, yang merupakan objek bisnis AirNav Indonesia.

“Emosi gas buang penerangan perhari memberikan dampak 48 ton karbondioksida, sehingga program penanaman pohon ini penting untuk mengurangi gas emisi,” katanya usai penanam 1.000 pohon nangka di Desa Burai, Selasa (3/9/2024).

Polana mengatakan, pohon nangka dipilih lantaran mampu menyerap 126,51 karbondioksida dan satu pohon nangka bisa memberikan suplai oksigen kepada 50 orang perhari.

Selain menyerap zat adiktif karbondioksida juga keseluruhan pohon nangka bisa dimanfaatkan mulai dari batang, daun hingga buahnya. “Hasil panennya bisa diberdayakan oleh masyarakat setempat yang bernilai ekonomi,” ujarnya.

Desa Burai sebagai lokasi utama penanaman karena memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata yang dapat mendukung program keberlanjutan lingkungan.

“Dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki, Desa Burai diharapkan bisa menjadi model pengembangan ekowisata yang berbasis pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” jelasnya.

Ia menambahkan, lantaran sektor penerbangan menyumbangkan 2,5 persen emisi karbon di dunia, maka selain dalam rangka ulang tahun ke-12 AirNav Indonesia membagikan 12.000 pohon nangka ke 12 cabang AirNav, yakni Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Palembang, Pontianak, Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Balikpapan, Bali Makasar, dan Jayapura.

Sementara itu, Kades Desa Burai Erik Asrilah mengatakan, 1.000 pohon nangka ini akan dijadikan tambahan ragam UMKM di Desa Burai setelah masa panen nantinya.

Dimana sebagian warga dari 2000-an penduduk (524 KK) bisa mengolah nangka menjadi keripik yang bernilai jual dan menghasilkan rupiah. “1.000 bibit pohon nangka ini akan jadi tambahan UMKM di Desa Burai, yang sejauh ini sudah ada UMKM songket, purun dan kemplang,” katanya. (Nda)

Editor: Edi