Ajakan Pemkab Muba untuk cegah DBD

Sebagai Lumbung Padi, Sumsel tak Mampu Tekan Inflasi Beras

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Di tengah Sumatera Selatan disebut sebagai lumbung beras, mirisnya beras justru menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Sumsel yang mencapai 4,96 persen year on year (yoy).

Sebagai penyumbang kelima produksi padi dan penyokong gabah tertinggi di Indonesia, ternyata Sumsel belum mampu menekan kenaikan harga beras atau inflasi komoditas di pasaran sesuai permintaan.

“Produksi kita tercatat 2,83 juta ton pada 2023. Kalau dikonversi dari gabah menjadi beras kita hasilkan 1.7 juta ton pertahun,” ujar PJ Gubernur Sumsel Elen Setiadi.

Tulisan lainnya :   Operasional Tol Indralaya-Prabumulih Berakhir 30 April

Namun konsumsi harian beras di Sumsel di angka 800 ribu ton yang seharusnya, pemerintah bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi ini sangat memengaruhi harga pasar yang tidak bisa mencukupi permintaan atau demand di masyarakat.

“Mestinya kita ada saving setengahnya. Tapi anomalinya ada sumber inflasi justru dari komoditi beras,” katanya. Elen mengatakan, permintaan tinggi beras di pasaran dengan jumlah produksi yang besar tidak bisa dinikmati keseluruhan oleh masyarakat, akibat nilai jual yang meningkat dipengaruhi aktivitas hilirisasi.

“Nilai yang tinggi ini karena hilirisasi komoditas di Sumsel belum merata,” katanya. (Nda)

Tulisan lainnya :   Elen Branding Kopi Ranau Agar Lebih Terkenal

Editor: Edi

Check Also

Suasana jual beli emas di Toko Makmur Jaya, Palembang. Dok Sumselheadline.

Dua Pekan Harga Emas Turun Pengaruhi Minat Pembeli

SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Harga emas batangan dan perhiasan anjlok sejak dua pekan berturut-turut. Penurunan harga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *