Ajakan Pemkab Muba untuk cegah DBD
Suasana kerja di ruang redaksi Sriwijaya Post dan Sripoku.com. Foto: Rustam.
Suasana kerja di ruang redaksi Sriwijaya Post dan Sripoku.com. Foto: Rustam.

KONVERGENSI JURNALISTIK WARTAWAN DITUNTUT MULTITASKING

Oleh Rustam

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Bina Darma, Palembang

 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) itu merupakan sebuah fenomena, yang telah merasuki hampir semua bidang kehidupan masyarakat, menghasilan konvergensi teknologi yang menggantikan kebiasaan tradisional dengan pola baru. Penguasaan dalam bidang TIK kini dianggap sebagai salah satu penanda kemajuan.suatu negara. (Ngafifi, 2014).

Kemajuan itu tentu sangat berdampak bagi berbagai bidang kehidupan manusia. Salah satunya bidang media massa dan dunia jurnalisme. Perkembangan TIK melalui internet misalnya, berdampak pada perubahan pendistribusian informasi. Distribusi informasi semakin cepat, sehingga publik pun dapat menerima informasi itu secara cepat. Internet, sebagai medium baru, telah mengubah dominasi media konvensional seperti surat kabar. Sebab itu, saat ini jurnalisme online dan digital menjadi daya tarik bagi pelaku bisnis di industri media.

Bagi media massa, di satu sisi kemajuan itu memberikan efek positif bagi kemudahan informasi, sehingga semua orang bisa dengan cepat mendapat informasi yang dibutukan. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi informasi, yang menggunakan internet, membuat banyak media massa, terutama cetak makin terjepit. Kondisi ini memaksa media massa konvensional berusaha mencari jalan keluar agar keberadaannya tetap eksis, tak terkecuali di wlayah Provinsi Sumatera Selatan.

Salah satu media terbesar di Sumatera Selatan, koran Harian Umum (HU) Sriwijaya Post pun tak luput dari dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi itu. Nyatanya manajemen media yang tergabung dalam Tribun Group (anaknya Kompas Gramedia Group) itu sangat jeli melihat kondisi itu. Karena itu, sejak lebih kurang 10 tahun terakhir, Sriwijaya Post mengembangkan media online (siber) yang diberi nama Sripoku.com, yang terafiliasi ke Tribunnews.com. Bahkan, pengembangan Sriwijaya Post tak hanya Sripoku.com, tapi juga ke platform lainnya yang kini sedang tren, antara lain Youtube, Facebook Live, Instagram, Tiktok, dan Podcast atau Siniar.

Managemen HU Sriwijaya Post dan Sripoku.com benar-benar mengimplementasikan kemajuan TIK dalam dunia jurnalistik, dengan tak hanya menyiapkan perangkat alat teknologinya, tapi yang terpenting sumber daya manusianya, terkhusus jurnalisnya. Sehingga salah satu media terbesar dan tertua di Sumatera Selatan itu tetap eksis hingga sekarang, dan jurnalis dan sumber daya manusia pendukung lainnya pun terus membekali diri akan kemampuan mengoperasikan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Karena itu, Gordon (2003) memasukkan konvergensi peliputan informasi menjadi salah satu dari lima dimensi konvergensi media.  Konvergensi ini pada tahap wartawan, dimana reporter diharapkan untuk dapat memiliki berbagai keahlian serta kemampuan terkait multimedia (Annisa dan Rana: Konvergensi Pada Media Massa: 2019).

Berdasarkan apa yang kami paparkan di atas, maka rumusan masalahnya bagaimana konvergensi jurnalistik bagi kerja wartawan (jurnalis) HU Sriwijaya Post dan Sripoku.com.

Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk menganalisa pentingnya teknologi informasi dan komunikasi, serta digital journalism diterapkan di Harian Umum Sriwijaya Post dan Sripoku.com.
  2. Untuk menganalisis jurnalis harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, dengan kemampuan teknis teknologi informasi dan komunikasi, liputan, penulisan dan laporan berita.
  3. Untuk menganalisa strategi Harian Umum Sriwijaya Post dan Sripoku.com bertahan di tengah arus kemajuan teknlogi informasi dan komunikasi, serta tantangannya.

Sementara paling tidak ada dua kegunaan dari penelitian ini: Memberikan gambaran secara mendalam, obyektif dan berimbang mengenai pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terhadap kerja jurnalistik di HU Sriwijaya Post dan Sripoku.com. Lalu memberikan manfaat bagi media dan para wartawan dalam memahami dan menguasai profesinya, terutama terkait dengan perubahan zaman dengan derasnya kemajuan teknologi informasi. Sehingga diharapkan diaplikaskan dan menjadi acuan dalam dunia jurnalistik.

Dalam penelitian ini kami menerapkan pendekatan kualitatif, metode yang berlandaskan pada filsafat postpositvisme atau interpretatif. Hal ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiono (2017: 9).  Penelitian ini juga dilakukan dengan teknik deskriptif, dengan tujuan untuk memahami kerja wartawan terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada bidang jurnalistik.

Dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukannya dengan cara wawancara, yakni metode yang kita gunakan dengan bentuk pertanyaan secara lisan kepada responden dan menerima tanggapan tersebut juga secara lisan (Nawawi, 2011: 112). Dalam konteks ini, kami telah melakukan wawancara secara lebih mendalam dengan informan (jurnalis) Sriwijaya Post dan Sripoku.com, termasuk juga dengan manager/pimpinan di redaksinya. Adapun para informan yang menjadi narasumber dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Informan

No Nama Umur Jabatan
1 Prawira Maulana 30 Wapemred Sripo dan Sripoku.com
2 Sudarwan 56 Manager Sripoku.com
3 Andi Wijaya 40 Wartawan (Sriwijaya Post cetak dan Sripoku.com)
4 Rachmad Kurniawan 31 Wartawan (Sriwijaya post cetak dan Sripoku.com)
5 Linda Tisnawati 30 Wartawan (Sriwijaya Post cetak dan Sripoku.com)
Tulisan lainnya :   Herman Deru Ingatkan Pentingnya Ikhlas Memakmurkan Masjid

 

Tim redaksi yang dipilih menjadi informan tersebut di atas mewakili kedua platform Sriwijaya Post terbit cetak maupun terbit online (Sripoku.com).

Selain melakukan wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi. Dalam hal ini peneliti melihat atau pengamatan langsung kegiatan liputan dan pelaporan wartawan dan sistem kerja di ruang redaksi Sriwijaya Post dan Sripoku.com. T

Hasil Penelitian

Kemajuan teknologi hanphone makin memengaruhi pola konsumsi informasi masyarakat, dengan kehadiran smartphone, yang memunculkan media sosial (medsos) seperti Facebook, WatsApp, Twiter, Instagram, Youtube, dan terakhir Tiktok. Lewat media sosial baru itu, tak hanya bisa berkirim teks dan foto di group, tapi juga video (audio visual). Dengan media sosial itu, pengguna bisa membagi kegiatannya sehari-hari, sehingga pertukaran informasi pun sangat cepat  dan mudah untuk diakses.

Prawira Maulana (Wapemred Sriwijaya Post dan Sripoku mengatakan, mulai saat itu (2014) website Sripoku.com bukan lagi dipandang sebagai lini bisnis sampingan, namun sudah jadi yang pokok, layaknya koran. Apalagi sejak 2010 mulai ada kecenderungan melesunya publikasi konservatif/media cetak, ditandai dengan makin turunnya oplah atau tiras koran.

Konvergensi

Transformasi media yang terjadi dalam dua dekade terakhir menggambarkan adanya perubahan teknologi industri, budaya, dan sosial  yang terjadi di masyarakat. Dalam kontek media massa di Indonesia, muncul istilah konvergensi. Contoh konkrit apa yang disebutkan tersebut ada pada perusahaan media Sriwijaya Post, yang pada awalnya hadir dalam bentuk media massa cetak (koran), namun setelah melakukan konvergensi maka managemen meluncurkan portal berita Sripoku.com, yang juga dikembangkan dengan membentuk chanel youtube Sriwijaya Post, SripokuTV, bahkan sekarang mengembangkan media sosial facebook, instagram, twitter, dan tiktok.

Dari hasil observasi dan  hasil wawancara peneliti dengan Prawira Maulana, Wapemred Sripoku.com dan Sriwijaya Post di ruang kerjanya, bahwa konvergensi atau perubahan media yang terjadi di media masa Sriwijaya Post berkaitan erat dengan konten, perkembangan teknologi, pembaca/review, pemirsa, dan industri media di Indonesia. Konvergensi yang dilakukan tersebut tidak lain karena adanya perubahan atau transformasi di bidang teknologi, sehingga mendorong media massa seperti Sriwijaya Post termasuk ke dalam bagian digital.

Demi kepentingan industri media, membuat Sriwijaya Post dan Sripoku.com dituntut untuk terus  menyajikan dan menyampaikan kontennya tidak hanya berupa tulisan, tetapi juga dalam tampilan foto, video, narasi, dan infografik. Dari hasil penelitian dan observasi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa Sriwijaya Post dan Sripoku.com telah menerapkan teori konvergensi media yang dikemukakan Gordon (2003).

Menurut Gordon, salah satu dimensi kovergensi adalah konvergensi Peliputan Informasi. Dalam hal ini Sriwijaya Post dan Sripoku.com tak hanya menyuguhkan berita di koran cetak maupun online secara realtime, tapi juga telah mengembangkan sayap, dengan membangun chanel media sosial yang kini menjadi tren, baik di kalangan muda (milenial) maupun kalangan tua (Gen Z dan Baby Boomer).

Menjawab tuntutan itu, maka managemen Sripoku.com berusaha menjadikan wartawannya serba bisa (multitasking) sesuai perkembangan era digital. Hal inilah yang oleh Gordon dikategorikan konvergensi dan perubahan yang peliputan informasi, yang terjadi di tahap pelaporan atau liputan berita. Dengan tuntutan itu, maka perusahaan media Sriwijaya Post dan Sripoku.com, mengharuskan wartawannya memiliki banyak keahlian alias wartawan multi media.

Hasil wawancara peniliti dengan Rachmad, wartawan Sriwijaya Post dan Sripoku.com, menyebutkan wartawan di lapangan tak hanya harus mampu meliput dengan catatan atau bertanya ke narasumber lalu menulis, tapi juga mampu mengoptimalkan peralatan liputan (teknologi), mengambil foto, video, dan lainnya.

“Sehingga wartawan juga harus punya kemampuan fotografi dan videografi. Tentu saja untuk itu semua, kami wartawan terus mengikuti pelatihan (edukasi) secara rutin yang dilakkan kantor, dengan terus melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan”. (wawancara Kamis, 30 Mei 2024 di ruang tenaga ahli DPRD Sumsel).

Tuntutan akan wartawan serba bisa (multitasking) tersebut, menurut wakil pemimpin redaksi Sriwijaya Post dan Sripoku.com, Prawira Maulana, pada awalnya memang mendapat hambatan, mengingat wartawan merasa sangat banyak tugas yang harus dilakukan di lapangan, terutama wartawan senior. Namun seiring berjalannya waktu, semua pihak di redaksi (termasuk wartawan) memahami akan tuntutan zaman digital tersebut.  Karena kalau tidak, maka eksistensi Sripoku.com maupun Sriwijaya Post cetak akan terpinggirkan.

Penyajian Cerita

Hasil penelitian penulis, menemukan bahwa kini para wartawan Sripoku.com dan Sriwijaya Post tak hanya dituntut untuk mutitasking dalam hal meliput informasi (berita), tapi setelah itu mampu menyajikan atau membuat berita itu untuk diterbitakan di berbagai platform, baik cetak, online, dan media sosial. Untuk cetak, mereka tinggal kirim berita tulisnya dan foto ke CMS (contens management system), begitu juga untuk terbit online. Hanya saja untuk online, jika berita atau kejadian besar maka wartawan harus menyajikannya secara realtime dan running (berkelanjutan). Sehingga setiap berita running yang dikirim mempunyai kemajuan dari berita sebelumnya, tentu dengan angel (teras berita) yang berbeda pula.

Tulisan lainnya :   Polisi Usut Pelaku Pembakaran Pos Dishub

Hasil wawancara peniliti dengan Linda, wartawan Sriwijaya Post dan Sripoku.com, disebutkan seluruh sumber daya manusia utamanya di bagian redaksi, termasuk wartawan, dituntut untuk meningkatkan value/nilainya dengan adaptasi yang cepat.

“Terpenting lagi wartawan seperti kami harus mampu beradaptasi dengan teknologi. Jika wartawan yang sebelumnya hanya dituntut mahir dalam reportase dan menulis, kini di lapangan dituntut pula untuk mahir dalam melakukan tugas broadcasting sebagai presenter. Sehingga kita juga diminta mampu melaporkan hasil liputan itu secara digital”. (wawancara Kamis, 30 Mei 2024 di lobi Hotel Aston, Palembang).

Apa yang dilakukan Sriwijaya Post dan Sripoku.com terkait kemampuan wartawannya dalam menyajikan berita di berbagai platform, baik wartawan di lapangan maupun tim di ruang redaksi, sesuai dengan dimensi konvergensi penyajian cerita seperti teori Gordon. Dia mengatakan bahwa dengan hadirnya medium yang baru, maka terjadilah perubahan dalam menyajikan informasi tersebut. Dalam lingkungan wartawan, konvergensi ini telah membawa perubahan signifikan dalam cara kerja jurnalistik. Sekarang, wartawan harus memiliki kemampuan untuk menyebarkan informasi dengan menggabungkan berbagai media sekaligus, termasuk teks, audio, dan video. (Adzkia, Aghnia RS, 2015 : 41).

Dalam mempertahankan koran Sriwijaya Post, konten-konten dibuat agar lebih mendalam dibandingkan berita terbit di online (Sripoku.com), yang dikenal dengan istilah multi angel (berbagai sudut  pandang jurnalis). Angel berita itu nantinya biasanya sangat menentukan judul dan lead (teras berita), yang biasanya berada di paragraf pertama. Selain angel yang beda, untuk lebih menarik perhatian pembaca, maka berita di koran diupayakan lebih menampilkan perspektif tertentu lebih spesifik.

Keahlian dalam mengatur berita baik secara offline maupun secara online dapat diperoleh seiring waktu, sehingga tidak ada kesulitan yang begitu signifikan dalam memproduksi konten dan bahan baik secara offline dan di online. Penyajian berita yang disajikan dalam bentuk tampilan gambar atau foto sebagian besar dilakukan oleh wartawan, terutama di Sripoku.com yang mengutamakan ketepatan dan kecepatan.

Hasil wawancara peniliti dengan Sudarwan, Manager Sripoku.com di ruang kerjanya, diketahui bahwa Sripoku.com tak hanya menyajikan berita dalam bentuk tulisan dan foto di portal online, namun juga dalam bentuk video. Untuk itu, selain wartawan di lapangan, Sripoku juga memiliki tim khusus video yang diterbitkan di chanel yuotuber SripokuTV dan chanael Sriwijaya Post. SripokuTV mendapatkan konten video dari wartawan lapangan yang mengambil video pada saat liputan.

“Wartawan kita juga diminta membuat video di lapangan, terutama untuk liputan kejadian menarik. Video itu lalu diolah oleh tim video di ruang redaksi, untuk diterbitkan di chanel youtube”. (wawancara Jumat, 3 Mei 2024 di redaksi Sripoku.com).

Sementara untuk facebook live, layaknya wartawan televisi yang  melaporkan langsung informasi/berita yang didapat di lapangan. Menurut hasil wawancara peniliti dengan Rahmad, wartawan Sriwijaya Post dan Sripoku.com, sebelum live facebook, wartawan berkoordinasi dulu dengan tim medsos di redaksi guna menyiapkan segala sesuatu untuk tayang.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Sriwijaya Post dan Sripoku.com, seperti yang uraikan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah keniscayaan, yang harus diadaptasi oleh media massa (Sriwijaya Post dan Sripoku.com). Untuk bertahan dari dampak kemajuan itu, Sriwijaya Post yang sebelumnya hanya terbit cetak (koran), kini bertransformasi ke platform digital, dengan menerbitkan Sriwijaya Post cetak dan terbit online/portal bernama Sripoku.com.
  2. Perubahan yang terjadi di lembaga Sriwijaya Post, sebagai dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, secara langsung atau tidak langsung menuntut perubahan pula akan kemampuan sumber daya wartawan/jurnalis.
  3. Kini Sriwijaya Post sudah bertansformasi, dengan membangun secara maksimal media online (Sripoku.com). Tak hanya itu, managemen juga mengembangkan platform digital lainnya, seperti chanel youtube, facebook, instagram, twitter, dan tiktok. Untuk itu, Sriwijaya Post juga merekrut sumber daya manusia, khususnya wartawan dan tenaga teknis lainnya, yang umunya kaum muda, serta memberikan pelatihan secara simultan agar mereka mampu menggunakan teknologi tersebut untuk menunjang profesi masing-masing.(*)

Editor: Ferly

Check Also

Para napi yang diamankan pasca kerusuhan di Lapas Narkoba, Muarabeliti, Kabupaten Mura, Sumsel, Kamis (8/5/2025). Foto: IST

Tak Mau Dirazia Hp. Napi Lapas Muarabeliti Ngamuk

SUMSELHEADLINE.COM, MUARABELITI — Para narapidana kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Kabupaten …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *