SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan masa khidmat 2025–2030 tengah mempersiapkan untuk pelantikan yang dihadiri langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf direncanakan berlangsung pada bulan Juni 2025.
Untukl itu, rapat perdana digelar di Kantor PWNU Sumsel, Selasa (22/4/2025). Pelantikan ini merupakan tindak lanjut dari diterbitkannya Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan nomor: 3828/PB.01/A.II.01.44/99/04/2025 tentang Pengesahan PWNU Sumatera Selatan Masa Khidmat 2025–2030.
Rois Syuriah PWNU Sumsel, KH Mal’an Abdullah menegaskan bahwa periode kepengurusan kali ini berkomitmen untuk bekerja secara maksimal demi kemaslahatan jam’iyah serta warga Nahdliyin di Sumatera Selatan.
“Nahdlatul Ulama bukan partai politik, tetapi NU akan membangun peradaban seluas-luasnya. Fokus kami adalah pada penguatan nilai-nilai sosial keagamaan dan pemberdayaan masyarakat,” ujar KH Mal’an Abdullah.
PWNU Sumsel juga berencana menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) saat pelantikan nanti. Salah satu kerja sama yang telah dirancang adalah dengan Bank SumselBabel untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah berbasis pondok pesantren.
“Sumatera Selatan memiliki banyak pondok pesantren besar. Kita ingin agar pondok pesantren juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis syariah,” jelasnya.
Selain sektor ekonomi, PWNU Sumsel juga menaruh perhatian besar terhadap isu sosial dan kebencanaan. Sumatera Selatan yang termasuk dalam wilayah rawan bencana menjadi latar belakang utama dari inisiatif ini.
“Kami akan menggerakkan seluruh badan otonom dan lembaga di bawah NU, seperti GP Ansor, untuk bersinergi dengan instansi seperti Korem Garuda Dempo dan BPBD Sumsel. Ini penting untuk membangun respon tanggap bencana yang kuat dan terorganisir,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Sumsel, KH Hendra Zainuddin Al Qodiri, menyampaikan bahwa arah kebijakan organisasi akan menekankan tiga aspek utama, yaitu keagamaan, pendidikan, dan sosial.
“PWNU Sumsel akan menjadi rumah besar umat, bukan hanya tempat berkumpulnya tokoh agama. Kami ingin PWNU hadir di tengah masyarakat, menjawab persoalan nyata dan menjadi solusi di masa depan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelantikan pada bulan Juni nanti akan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan dirancang secara inklusif serta meriah, dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional serta perwakilan dari berbagai elemen masyarakat. Menurutnya, momen pelantikan ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi momentum konsolidasi dan pemersatu umat.
“Kita ingin menunjukkan bahwa NU di Sumsel siap menjadi mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan,” ungkapnya.
Kepengurusan PWNU Sumsel periode 2025–2030 diisi oleh tokoh-tokoh yang telah berpengalaman dalam berbagai bidang, baik keagamaan, pendidikan, maupun sosial. Ini menjadi modal penting dalam menjalankan program-program yang telah dirancang.
Agenda besar lainnya yang tengah digodok adalah program pelatihan kader, digitalisasi dakwah, serta revitalisasi pesantren agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
Dengan segala persiapan tersebut, PWNU Sumsel berharap bisa menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin di wilayah Sumatera Selatan. Komitmen ini sejalan dengan semangat Nahdlatul Ulama secara nasional untuk menghadirkan Islam yang moderat, toleran, dan berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat. (nda/*)
Editor: Edi