SUMSELHEADLINE.COM, PALEMBANG — Setelah momen Natal 2024, harga cabai di pasaran tradisional Kota Palembang mengalami kenaikan cukup signifikan. Selain itu harga beberapa komoditas pun merangkak naik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan (Sumsel), Ruzuan Effendi mengatakan, harga cabai di Kota Palembang termasuk Sumsel pada umumnya mengalami kenaikan.
“Hampir 2 kali (naik) lipat cabai merah dan burung. Per kilogram sampai Rp70.000an,” katanya, Jumat (27/12/2024).
Harga di beberapa pasar seperti Soak Bato, harga cabai burung tembus Rp50.000 per kilogram, dari awal Desember hanya Rp40.000-48.000 per kilogram. Sementara harga cabai merah Rp55.000 per kilogram dari Rp30.000-40.000.
Sedangkan di Pasar KM 5, harga cabai merah bahkan tembus Rp65.000-70.000. Namun harga cabai burung justru stabil di harga Rp50.000-55.000. Selain komoditas cabai, beberapa bahan lain yang juga ikut naik adalah ayam potong, telur ayam dan bawang merah-putih.
Ayam potong menyentuh angka Rp35.000-37.000 dari harga per kilogram sempat Rp27.000-30.000. Kemudian bawang merah dan bawang putih Rp33.000-45.000 per kilogram dari sebelumnya Rp20.000an per kilogram pada awal Desember 2024.
Menurut Ruzuan kenaikan harga terjadi seiring dengan permintaan tinggi di masyarakat dan bersamaan musim hujan. Tetapi kata dia, peningkatan harga di akhir tahun sudah menjadi tradis, karena konsumsi dan stok tak sebanding.
“Kami memonitor dan memastikan pasokan tetap mencukupi. Kenaikan harga periode Nataru hal biasa setiap tahun. Namun paling penting menjaga kestabilan harga dan menghindari gejolak yang signifikan,” jelasnya.
Meski demikian, Ruzuan memastikan bahwa pasokan cabai di Sumsel masih cukup dan pihaknya terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan serta petani dan pedagang untuk menjaga kestabilan harga.
“Kami terus memonitor ketersediaan pangan dan memastikan pasokan tetap mencukupi. Kenaikan harga selama periode Nataru adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun, namun yang paling penting adalah menjaga kestabilan harga dan menghindari gejolak yang terlalu besar,” katanya. (Nda)
Editor: Edi