LEBARAN Idul Fitri identik dengan penganan khas, tak terkecuali di Kota Palembang. Berbagai menu makanan disiapkan, dari kue kering, kerupuk, hingga kue basah.
Kue basah pun beragam, dari ke delapan jam hingga lapis. Salah satu jenis kue yang harus ada di meja tamu adalah maksubah, yang memiliki tekstur lembut, legit dan manis ini. Sehingga tak heran selalu menjadi salah satu kue basah favorit saat lebaran.
Penjualan kue basah setiap lebaran pun selalu laku keras. Mulai dari pengusaha kue lebaran rumahan hingga merek terkenal. Selain maksubah dan delapan jam, bolu kojo, engkak ketan hingga lapis nanas, kini banyak dijual di Kota Palembang. bahkan pemasarannya hingga luar kota.
“Kue basah khas Palembang ini banyak dipesan oleh warga luar Sumsel seperti Jakarta, Solo, Jogjakarta dan lain-lain untuk lebaran nanti,” kata Owner Dapur Bunda Rayya, Yus Elisa, Selasa (2/4/2024).
Yus Elis atau yang akrab disapa dengan Bunda Rayya mengatakan, kue basah khas Palembang yang banyak dipesan masyarakat luar seperti Makjola (Maksuba, Kojo dan Lapis Legit), Masbro (Maksuba, Brownies di), Engkak Ketan. Kue basah ini sengaja dijual tergabung dalam satu loyang agar pembeli bisa menikmati tidak hanya Maksubah saja, tapi kue basah lainnya.
“Untuk harganya mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu. Untuk saat ini yang order sudah ratusan, biasanya berkaca dari tahun-tahun sebelumnya bisa sampai ribuan loyang. Kita akan close order di H-10 sebelum lebaran,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena ditakutkan kewalahan karena pesanan membludak. Untuk dibatasi waktu ordernya supaya pelanggan setia tetap terlayani dengan baik.
Selain itu, pelaku UMKM lainnya pemilik Shabi House, Siti Fatimah mengatakan, dirinya setiap lebaran kebanjiran orderan untuk kue Maksubah, Delapan Jam, hingga Bolu Kojo. “Harganya sama seperti tahun lalu, per loyang Rp250 ribu, bagi kita usaha rumahan pesanan 30 loyang per kue saja sudah banyak,” katanya.
Sementara itu, Novi pemesan kue mengatakan, untuk masyarakat Palembang kue basah ini sudah menjadi tradisi yang hadir saat hari lebaran. “Rasanya kurang lengkap kalau lebaran tidak ada maksubah, delapan jam, atau lapis nanas,” katanya. (pitria)
Editor: Edi