SUMSELHEADLINE.COM, JAKARTA — Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.
Dengan dukungan ini, peta kekuatan Capres sedikit berubah. PAN yang semula selalu mendekat PDIP untuk mendukung Ganjar, kini malah memilih Prabowo. Banyak kalangan menilai bahwa pilihan dua partai ini ada campur tangan Presiden Joko Widodo.
Seperti diungkapkan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menilai, bahwa ada peran istana ketika Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan adalah menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sehingga, relasi kedua partai ini, termasuk Prabowo yang adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Jokowi bukan cuman sekadar relasi kinerja di kabinet. Tapi juga hal-hal strategis lain termasuk soal pilpres.
“Di titik inilah, susah untuk tidak mengaitkan bergabungnya Golkar-PAN tanpa hadirnya dukungan (political endorsment) Istana,” kata Agung dalam keterangannya, Minggu (13/8/2023), seperti dikutif dari kompas.com.
“Apalagi kini publik mendapati pula bahwa Presiden Jokowi memberikan political endorsment tak tunggal ke Ganjar, tapi juga ke Prabowo,” tambahnya.
Zulkifli Hasan dalam dalam acara pernyataan dukungan dan penandatanganan kerjasama politik di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, menyinggung soal riwayat kerja sama politik dengan Gerindra sejak Pilpres 2014. Riwayat itu disebut sebagai alasan PAN kembali mendukung Prabowo sebagai bakal capres 2024.
“Kami sudah sepuluh tahun bareng-bareng Pak Prabowo. Kalau tinggal sedikit kenapa tidak sabar,” katanya. “Kami melihat ini perjuangan 10 tahun akan tuntas karena kita sekarang sudah bersama-sama di istana,” ujarnya melanjutkan. (fer/*)
Editor : Edi