SUMSELHEADLINE.COM, ALEMBANG – Rencana aksi ratusan massa yang tergabung dalam aksi Akbar Rakyat Sumsel, Jumat (16/9/202) siang, dibundaran Air Mancur Palembang, depan halaman Masjid Agung batal dilakukan.
Pembatalan aksi menuntut turunkan harga Baham Bakar Minyak (BBM), tegakan keadlilan dan supremasi hukum dan turunkan harga pokok, setelah adanya komunikasi yang dilakukan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib S.IK, didampingi oleh Kasat Intel Polrestabes dengan Koordinator aksi (Korak) massa, Habib Mahdi Shahab, Doni Meilano dan Faisal Supriyanto.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib S.IK mengatakan, hasil koordinasi disepakati bahwa aksi tidak dapat dilanjutkan, karena telah diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum bahwa salah satu tempat yang dilarang untuk melakukan Aksi Unjuk Rasa di seputaran Rumah Ibadah.
Sperti ketahui bahwa bundaran air mancur masih dalam seputaran kawasan masjid agung, sehingga untuk menghormati dan memberikan rasa kenyamanan kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibdah tidak terganggu dengan adanya aktivitas aksi unjuk rasa.
“Pihkanya telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Palembang untuk memberikan izin kepada peserta aksi untuk menyampaikan aspirasinya di Monpera Palembang, dengan dikawal oleh Kepolisian sehingga pelaksanaan tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar,” jelasnya.
Atas penyampaian tersebut massa dari Aksi Akbar Rakyat Sumsel tidak bersedia untuk melakukan aksi di Monpera. Perwakilan massa aksi sepakat bahwa “Aksi Unjuk Rasa Tidak Dapat Dilanjutkan” dengan catatan bahwa tidak ada pengecualian terhadap setiap kegiatan yang dapat mengganggu aktivitas kegiatan ibadah.
Pada pukul 13.30 WIB, massa membubarkan diri tanpa melakukan orasi dengan tertib.
Sementara itu, Habib Mahdi Shahab perwakilan massa aksi mengatakan, pihaknya berdoa semoga apa yang disampaikan dalam aksi ini diijabah Allah.
“Kita diingatkan Kapolrestabes Palembang untuk tidak melakukan aksi di depan rumah ibadah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Habib Mahdi Shahab menuturkan, pihaknya meminta agar ke depan aturan ini juga diberlakukan dengan yang lain.
“Jika rumah ibadah tidak diperbolehkan aksi. Ke depan, jangan lagi ada yang melakukan aksi di depan rumah ibadah, ini menjadi catatan bagi kami kalau ini merupakan pelanggaran,” tutupnya. (za/*)